Menikah bukanlah sebuah perlombaan, yang dahulu bukan berarti menang dan paling bahagia, dan yang terlambat bukan berarti kalah dan sengsara. Akan tetapi menikah adalah takdir yang akan datang pada waktunya di saat kita mampu mengembannya, baik kita sadar atau tidak, dan yang menang dalam pernikahan adalah yang kuat bertahan bersama hingga akhir waktu. Bagi kita yang percaya takdir, ada tiga momen yang sudah ditentukan oleh Allah, yaitu: kelahiran, pernikahan, dan kematian.Â
Pernikahan memiliki kesamaan dengan kematian, bisa direncanakan ataupun datang tiba-tiba. Bila kematian yang direncanakan adalah bunuh diri dan yang tiba-tiba adalah saat datang ajalnya, begitupun pernikahan yang direncanakan adalah lewat kisahnya dan yang datang tiba-tiba adalah dijodohkan. Masalah waktu Allah yang tentukan.Â
Oleh karena itu, sebagaimana kematian bukan pada tangan kita, maka yang harus disiapkan adalah memperbanyak amalan, dan sebagaimana pernikahan pun bukan pada tangan kita, maka  yang harus disiapkan adalah kedewasaan dan kita tak perlu terlalu menyibukannya diri dengan mencari-cari siapa yang akan bersanding dengan kita.
Pernikahan adalah ibadah terpanjang dalam Islam, maka sebagaimana durasi sholat yang kita laksanakan kurang-lebih 5 menit saja sudah sulit untuk bisa khusyuk dan selalu saja ada godaan, apalagi ibadah pernikahan yang durasinya seumur hidup. Oleh karena itu, dalam rangka mempersiapkan diri jikalau kita harus masuk ke jenjang pernikahan atau sekarang kita sedang menjalaninya, maka kita harus tahu beberapa prinsip pernikahan agar pernikahan yang kita jalani langgeng. Berikut 5 prinsip dasar pernikahan versi saya:
1. Jadikan tujuan utama menikah adalah untuk menggapai surga karena bila tujuan itu selalu dipegang oleh kedua pasangan maka akan terbentuk keluarga yang bahagia.
Mengapa menjadikan surga tujuan utama bisa melanggengkan pernikahan? Karena bagi orang beriman, surga adalah destinasi akhir yang selalu didambakan, dan jika kita paham konsep pernikahan, maka kita akan menemukan bahwa pernikahan mampu membawa kita jauh lebih dekat dengan surga. Apa alasannya? Selama ini ada dua syahwat yang selalu menjadi godaan terbesar kita, yaitu: perut (harta) dan kemaluan (zina). Maka tak heran Rasulullah shallahu alaihi wa sallam mewanti umatnya dari kedua fitnah ini, beliau bersabda:
"Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian, ialah syahwat mengikuti nafsu pada perut dan pada kemaluan kalian serta fitnah-fitnah yang menyesatkan." (HR. Ahmad)
Masalah syahwat birahi menjadi godaan terbesar kita di zaman modern ini dan dengan menikah kita sudah bisa menahan diri dari fitnah syahwat ini yang artinya satu pintu dosa besar yang paling menggoda tertutup satu. Dan itulah arti sempurnanya separuh agama, tersisa menyempurnakan separuhnya lagi.
2. Meyakini bahwa jalan menikah bukanlah jalan yang mulus.