Mohon tunggu...
aliyah
aliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

saya adalah mahasiswi IAT di sebuah sekolah tinngi di cianjur, memliki hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Love

5 Prinsip Melanggengkan Pernikahan, Baca Sekarang!

5 Juli 2024   21:21 Diperbarui: 5 Juli 2024   21:42 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/photos/birds-flying-freedom-ducks-heaven-5159711/Input sumber gambar

Menikah bukanlah sebuah perlombaan, yang dahulu bukan berarti menang dan paling bahagia, dan yang terlambat bukan berarti kalah dan sengsara. Akan tetapi menikah adalah takdir yang akan datang pada waktunya di saat kita mampu mengembannya, baik kita sadar atau tidak, dan yang menang dalam pernikahan adalah yang kuat bertahan bersama hingga akhir waktu. Bagi kita yang percaya takdir, ada tiga momen yang sudah ditentukan oleh Allah, yaitu: kelahiran, pernikahan, dan kematian. 

Pernikahan memiliki kesamaan dengan kematian, bisa direncanakan ataupun datang tiba-tiba. Bila kematian yang direncanakan adalah bunuh diri dan yang tiba-tiba adalah saat datang ajalnya, begitupun pernikahan yang direncanakan adalah lewat kisahnya dan yang datang tiba-tiba adalah dijodohkan. Masalah waktu Allah yang tentukan. 

Oleh karena itu, sebagaimana kematian bukan pada tangan kita, maka yang harus disiapkan adalah memperbanyak amalan, dan sebagaimana pernikahan pun bukan pada tangan kita, maka  yang harus disiapkan adalah kedewasaan dan kita tak perlu terlalu menyibukannya diri dengan mencari-cari siapa yang akan bersanding dengan kita.

Pernikahan adalah ibadah terpanjang dalam Islam, maka sebagaimana durasi sholat yang kita laksanakan kurang-lebih 5 menit saja sudah sulit untuk bisa khusyuk dan selalu saja ada godaan, apalagi ibadah pernikahan yang durasinya seumur hidup. Oleh karena itu, dalam rangka mempersiapkan diri jikalau kita harus masuk ke jenjang pernikahan atau sekarang kita sedang menjalaninya, maka kita harus tahu beberapa prinsip pernikahan agar pernikahan yang kita jalani langgeng. Berikut 5 prinsip dasar pernikahan versi saya:

1. Jadikan tujuan utama menikah adalah untuk menggapai surga karena bila tujuan itu selalu dipegang oleh kedua pasangan maka akan terbentuk keluarga yang bahagia.

Mengapa menjadikan surga tujuan utama bisa melanggengkan pernikahan? Karena bagi orang beriman, surga adalah destinasi akhir yang selalu didambakan, dan jika kita paham konsep pernikahan, maka kita akan menemukan bahwa pernikahan mampu membawa kita jauh lebih dekat dengan surga. Apa alasannya? Selama ini ada dua syahwat yang selalu menjadi godaan terbesar kita, yaitu: perut (harta) dan kemaluan (zina). Maka tak heran Rasulullah shallahu alaihi wa sallam mewanti umatnya dari kedua fitnah ini, beliau bersabda:

"Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian, ialah syahwat mengikuti nafsu pada perut dan pada kemaluan kalian serta fitnah-fitnah yang menyesatkan." (HR. Ahmad)

Masalah syahwat birahi menjadi godaan terbesar kita di zaman modern ini dan dengan menikah kita sudah bisa menahan diri dari fitnah syahwat ini yang artinya satu pintu dosa besar yang paling menggoda tertutup satu. Dan itulah arti sempurnanya separuh agama, tersisa menyempurnakan separuhnya lagi.

2. Meyakini bahwa jalan menikah bukanlah jalan yang mulus.

https://pixabay.com/photos/road-lonely-road-isolated-highway-8376079/Input sumber gambar
https://pixabay.com/photos/road-lonely-road-isolated-highway-8376079/Input sumber gambar

Jalan rumah tangga bukanlah jalan yang mulus, karena kita berkomitmen pada satu orang yang harus diperjuangkan sampai mati, dan itu adalah waktu yang panjang, bila menikah itu adalah ibadah terpanjang, sebagaimana telah dijelaskan di muka, maka sholat saja yang hanya kurang-lebih 5 menit sudah sulit untuk fokus dan dihalangi oleh banyak godaan, apalagi ibadah yang meliputi seluruh aspek kehidupan, maka perjuangan dalam mempertahankan kekhusyukan ibadah pernikahan lebih butuh kesungguhan.

3. Ketika salah satu dari pasangan marah, maka salah satunya lagi harus menjadi pemadam amarah itu, bukan saling membakar satu sama lain.

https://pixabay.com/photos/fire-flames-red-hot-burn-orange-2821775/Input sumber gambar
https://pixabay.com/photos/fire-flames-red-hot-burn-orange-2821775/Input sumber gambar

Menjalin komunikasi yang baik dalam pernikahan menjadi syarat utama langgengnya pernikahan, dan alasan paling sering perceraian adalah ketidaksesuaian paham yang akhirnya menimbulkan gejolak amarah. Sebenarnya, amarah itu hal yang wajar sebagai bagian dari ekspresi emosional kita, namun yang menjadi masalah adalah tidak adanya kedewasaan emosional dalam merespon amarah pasangan sehingga terjadilah percekcokan yang berujung pada perceraian.

4. Kenali perbedaan nafsu dan cinta.

https://pixabay.com/photos/art-fingers-heart-love-pair-1839006/Input sumber gambar
https://pixabay.com/photos/art-fingers-heart-love-pair-1839006/Input sumber gambar

Cinta dan nafsu akan sulit dideteksi saat seorang belum menikah, tapi saat sudah menikah maka akan mampu membedakannya, sebagia contoh seorang suami mencintai istrinya tapi dia menemukan wanita lain yang lebih cantik dari istrinya, maka dia tetap cinta pada istrinya pada hakikatnya namun dia nafsu dengan wanita lain yang dibalut embel "cinta" padahal hakikatnya tak ada cinta di sana. Ketika kita sadari ini, maka kita akan lebih memilih cinta ketimbang nafsu belaka.

5. Pernikahan itu soal ideologis.

pinterest Fatima Fiya
pinterest Fatima Fiya

Jika pernikahan didasari oleh cinta saja, maka ketahuilah bahwa cinta itu bisa sirna atau naik-turun, tapi bila kira mendasari pernikahan adalah untuk ketaatan pada Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah, maka kita akan terus berjuangan mengarapkan pahala dari gelombang yang ada di perjalanan rumah tangga, dan cinta dapat dipupuk tiap hari dengan dasar ini. Karena cinta berasal dari hati yang mudah bolak-balik, sedangkan ideologi, terlebih mendasari ideologi hidupnya dengan Al-Quran dan Sunnah, terpati di otak yang cenderung kokoh, maka pasangkan pondasi pernikahan pada prinsip, bukan perasaan belaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun