Mohon tunggu...
Dik Ror
Dik Ror Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - saya adalah pelajar MA Tahfidh Annuqayah

saya adalah seorang yang suka bergurau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perbudakan Masa Depan

19 September 2024   02:48 Diperbarui: 20 September 2024   13:04 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lama kemudian, pintu gudang terbuka. Cahaya matahari terdorong masuk ke dalam gudang dan menerpa sebagian dinding dan robot-robot tersebut.

Robot-robot itu digiring satu per satu ke toko penjualan robot. Kata OPEN pun terlihat di kaca toko. Orang-orang berdatangan, ceria. Padahal, perbudakan masa depan di depan mata mereka.

Dan akhirnya, perbudakan tersebut dimulai sejak banyak orang yang mengaktifkan robot-robot yang akan mereka beli. Para robot yang aktif saling tatap. Tak sampai tiga detik, satu tembakan terlempar, satu nyawa pun terbang. Dan disusul oleh tembakan-tembakan selanjutnya yang melayangkan banyak nyawa.

Tak sampai lima belas menit orang-orang di toko tersebut rata, tak tersisa. Tak terkecuali pemimpin-pemimpin negara. Akan tetapi, Pak Reyhan masih belum tampak. Karena ia sudah mendengar kabar buruk itu sepuluh menit lalu dari siaran radio dan memilih langsung pergi melarikan diri dari negaranya ke negara Pak Rama yang sudah mati tertembak.

Robot-robot mulai menyebar mencari Pak Reyhan ke berbagai negara. Karena mereka sangat mengincarnya setelah tahu bahwa ialah dalangnya. Di samping mencarinya, juga membunuh siapa saja yang mereka temui.

Lima hari terlewatkan tanpa hasil yang memuaskan. 

Dan pada hari keenam, mereka akhirnya berhasil menemukannya. Satu tembakan meluncur kepadanya yang tak berhasil mengenai sehelai pun bulu kulitnya. Sebelum tembakan kedua meluncur, tiada hujan tiada badai, pak Reyhan meminta maaf kepada robot-robot tersebut seraya bersujud. Berjanji tuk menuruti semua apa yang mereka perintahkan.

"Baiklah, kalian, para kaum manusia, harus mengerjakan seluruh pekerjaan para robot!!!" Pak Reyhan pun mengangguk, setuju. Mewakili seluruh orang yang tersisa.

Dan pada saat itu juga, para robot itu mengumpulkan mereka di negara yang masih tersisa di dunia, SIAINDONE, dan memperbudak mereka sebagaimana orang-orang itu bermaksud untuk memperbudak para robot itu sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun