Mohon tunggu...
Dik Ror
Dik Ror Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - saya adalah pelajar MA Tahfidh Annuqayah

saya adalah seorang yang suka bergurau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perbudakan Masa Depan

19 September 2024   02:48 Diperbarui: 20 September 2024   13:04 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

"... Robot yang dapat membantu seluruh pekerjaan manusia." 

Pak Reyhan, pemimpin rapat yang memang berasal dari negara SIAINDONE, menyampaikan dengan panjang lebar maksud diadakannya rapat antar pemimpin negara yang diadakan di sana.

Seluruh peserta rapat berpikir, senyap. Membuat robot? Ini adalah proyek yang sangat besar. Itu yang terbesit di pikiran mereka. Yang mereka ketahui, robot hanya ada di kartun-kartun tahun 17-an yang selalu mereka tonton di kala kecil. Dan sekarang, tahun 50, mereka akan membuat robot-robot itu? Lelucon. Gumaman mereka.

"Pak Reyhan yang saya sangat hormati." Salah satu peserta rapat, yang datang dari negara SIAMALAI, mengangkat tangan. "Proyek yang Anda rencanakan sangat sulit dan mungkin mustahil bagi kita untuk menyelesaikannya." Para peserta lain mengangguk-anggukkan membenarkan perkataannya.

"Ha, ha, ha." Yang disanggah malah tertawa. "Sekarang sudah tahun 2050, Pak Rama. Tiada yang sulit dan mustahil bagi kaum terpelajar. Soal pembuatan robot-robot itu dan biaya pembuatanya, saya yang akan tanggung." Semua wajah terkesima dengan apa yang disampaikan Pak Reyhan. Yang awalnya mereka membenarkan sanggahan Pak Rama, malah mengangguk-anggukkan kepala seakan setuju dengan pernyataan yang kedua.

"Kalau begitu, Pak Reyhan, saya sangat setuju." Pak Rama sangat menyetujui pernyataan Pak Reyhan seraya mengangkat tangan. Ia berhasil menyita seluruh perhatian. Sesungging senyuman pun tampak dari wajah para peserta rapat, yang tak terkecuali wajah Pak Reyhan yang semakin bersinar. Senang. Satu per satu peserta rapat pun mengangguk dan menirukan perkataan Pak Rama pertanda setuju. "Kalau begitu, Pak Reyhan, saya sangat setuju."

Wajah-wajah optimis pun tergambar di wajah mereka. Mereka semua setuju. Rapat pun dibubarkan.

***

Tahun 2059 pun tiba. Inilah tahun peresmian "Penghancur Dunia."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun