Mohon tunggu...
Ali Wira Rahman
Ali Wira Rahman Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan

Senang berbagi, diskusi dan sharing pada topik-topik pendidikan dan pengajaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Indonesia Butuh Bantuan Robot untuk Maju

5 Mei 2022   06:21 Diperbarui: 5 Mei 2022   06:32 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelum UN ditiadakan, kita melihat bagaimana proses kelulusan siswa diupayakan sedemikian rupa agar mereka bisa lulus. Guru yang membantu mengerjakan soal kemudian kunci jawabannya dibagikan ke siswa sebelum ujian. 

Seakan-akan UN ini adalah ujian untuk guru sekaligus untuk sekolah yang mempertaruhkan pamor dan nama baiknya dengan capaian kelulusan siswa yang tinggi. Atau juga pertaruhan kualitas guru mata pelajaran tertentu di satu sekolah. 

Ada sebuah pertanyaan bahwa "jika siswa tidak lulus UN paling yang rusak adalah pot dan kaca sekolah tetapi jika memaksakan untuk meluluskan siswa yang belum layak lulus akan merusak masa depan bangsa".

Saya bertanya kepada mahasiswa tentang kemungkinan robot menggantikan peran guru di masa depan. Dominan dari mereka menjawab tidak mungkin karena robot tidak punya perasaan. 

Saya juga bertanya kepada rekan pengajar (dosen) dengan pertanyaan yang sama, jawabannya juga "tidak" kurang lebih dengan alasan yang sama. Banyak dari kita bahkan tidak mampu merelakan dengan alasan "perasaan". 

Sedangkan pada sisi yang lain justru pendidikan kita mengalami stagnasi karena terlalu main "perasaan". Apakah rasa kasihan, tidak tegaan dan empati yang salah penempatan merupakan manifestasi penerapan "perasaan" dalam penyelenggaraan pendidikan kita?

Mungkin penataan pendidikan Indonesia dari hulu ke hilir membutuhkan bantuan robot. Mulai dari seleksi guru menggunakan robot, sehingga tidak ada lagi jual-beli dan tindakan nepotisme. 

Proses pendidikan dan pelatihan guru juga mesti menggunakan robot agar mampu dan "tega" menyaring guru yang berkualitas dan yang tidak berkualitas tanpa rasa bersalah. 

Juga kebijakan kelulusan siswa tidak perlu direlokasi secara otonom ke sekolah, cukup menggunakan robot agar terseleksi siapa yang layak dan tidak layak untuk di luluskan. 

Bagaimana dengan proses pembelajaran? Apakah juga perlu diambil alih oleh robot atau cukup oleh guru yang bertindak layaknya robot?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun