Mohon tunggu...
Stay Alive
Stay Alive Mohon Tunggu... -

Your belief does not make you a better person. Your behavior does.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kita Butuh Revolusi Mental (bag. 2), Khususnya untuk Bapak Prabowo dan Sahabatnya

26 Juli 2014   07:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:11 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bermain dengan anak-anak, atau sekedar melihat dan mendengar mereka, adalah bagian dari keseharian saya sebagai guru. Kejadian di tanggal 22 Juli kemarin, mengingatkan saya ke suatu saat dimana anak-anak berkata, “Ahh, gak mau maen sama dia. Kalau gak menang, kita harus maen terus. Kan capeek. Udah gitu, kalau tetep kalah, ngambek. Ga asik, ga mau main sm dia”

Saya kira, semua yang membaca mengerti maksud dari cerita itu. Anak kecil saja enggan dengan yang seperti itu, apalagi kita. Kita orang dewasa, yang harusnya bisa menganalisa, jangan terhasut begitu saja.

Kaitannya dengan revolusi mental, bisa saya sebutkan dalam beberapa hal berikut. Pertama, Lagi-lagi berkaitan dengan PELATIHAN kurikulum 2013. Kompetensi yang diharapkan adalah juga tentang sikap spiritual dan sikap sosial. Anak-anak memang butuh sekali itu, saya mendukung gagasan tersebut. Tetapi nyatanya, kita orang dewasa, kita guru-guru mereka, kita yang menjalankan lembaga dan negara, yang justru lebih butuh itu. Mengapa demikian?

1. Penyelenggara yang tidak jujur

2. Instruktur yang kurang kompeten

3. Guru-guru yang mengaku RPP selama ini copy-paste

4. Guru-guru yang justru sering kali bertanya, sebelum membaca jelas informasi terlampir jelas

5. Pelatihan yang justru membicarakan Pilpres sebaiknya pilih Prabowo. Jokowi akan hapus sertifikasi, Jokowi sok terlalu disiplin, dll. (saya sendiri setuju, hapus saja sertifikasi kalau mereka memang tak berkompetensi, hanya modal berkas-berkas asal terisi---->pengakuan para guru itu sendiri), dan hal-hal lainnya (baca artikel saya, kita butuh revolusi mental bag.1)

Kedua, kembali lagi dengan Pilpres. Revolusi mental yang saya ingin sampaikan adalah: JANGAN MUDAH DIHASUT, CARILAH INFORMASI AKURAT, JANGAN MUDAH TERPROVOKASI, CINTAILAH NEGERI DAN BERDAMAI. Satu lagi, TIDAK MUDAH MENYERAH selalu diidentikkan dengan hasil yang pasti baik. Kita lupa, kalau yang anda perjuangkan tanpa rasa lelah dan pantang menyerah adalah HAL YANG SALAH, hasilnya mana mungkin bisa baik.

Teruntuk Bapak Prabowo dan sahabat-sahabatnya,  di bawah ini saya tuliskan khusus berbentuk surat kepada Anda semua, terinspirasi oleh video yang anda post, yang menurut saya, sangat provokatif, tidak solutif, bahkan sebenarnya membuat kesan bahwa anda semua....naif---->bukan tidak terima kalah, hanya tidak mau kalau prosesnya berjalan salah---blah blah blah”

Biasanya, di awal sebuah surat, akan tertulis,

Kepada yang terhormat,

Bpk. Abcde efgh

Saat ini, benar-benar hilang rasa hormat itu.

Bahkan untuk menuliskannya sebagai basa-basi saja, saya enggan.

Pak Prabowo, seperti yang Bapak sebutkan dalam video itu.

Kebenaran datang pada waktunya, jika kita tidak menyerah, tegar dll.

Pak...

Ketika kami khawatir akan hasil pilpres dan pilihan teman-teman kami, yang mudah percaya apa saja yang mereka baca tanpa mencerna dan lebih jauh mencari data terpercaya, kami tidak menyerah.

Ketika kami khawatir dengan teman-teman yang mudah percaya akan janji dibagi-baginya uang, ditambah uang yang beredar, kami tetap tegar, dengan pilihan kami.

Ketika ada fitnah dengan obor rakyat dll, kami tidak menyerah. Kami cari tahu kebenarannya.

Ketika kami tahu pendukung bapak juga banyak jumlahnya, kami berjuang, tidak menyerah sampai kami punya hak untuk bersuara.

Ketika ada kecurangan, bukti dokumen pilpres yang angkanya fantastis di kolom untuk nama bapak, dengan jumlah yang tidak tepat, dengan typex dimana-mana, kami tidak menyerah. Banyak yang berjuang mengawal hasil pemilu dengan cara yang sehat.

Ketika angka-angka hasil quick count menunjukkan kami menang, kami tetap takut dengan hasil dari beberapa lembaga yang hasilnya memenangkan pihak bapak. Tapi...kami tetap tegar, menunggu saja hasil pengumuman KPU..karena seperti yang bapak bilang, kebenaran akan datang.

Dan akhirnya,

KPU mengumumkan. Kami yang tetap tegar, kami yang tidak menyerah walau begitu banyak yang membuat kami ragu, MENANG.

Bukankah bapak juga harus menghargai itu? Kami juga rakyat Indonesia. Apa sahabat yang bapak maksud, hanya yang mendukung bapak? Apa demokrasi yang bapak maksud, hanya perhitungan suara para pendukung bapak? Demokrasi yang memenangkan bapak? Atau yang bagaimana lagi?

Bapak Prabowo,

Para pahlawan yang bapak sebutkan dalam video itu, berjuang di medan perang, karena memang saat itu kita masih dalam peperangan. Dan bukan mereka yang menginginkan perang itu. Bukan mereka yang menciptakan perang itu. Mereka terpaksa berjuang dalam perang, melawan penjajah, orang asing.

Tapi Bapak, dengan video ini, menginginkan apa? Mengajak sahabat-sahabat bapak berperang? Melawan sesama bangsa Indonesia? Begitu? Perpecahankah yang bapak inginkan sekarang? Tidak kan? Tetapi mengapa begitu provokatifnya video yang bapak buat ini.

Pak..berhentilah. Ayolah..

Mengertilah...KEBENARAN akan datang, bagi yang tegar dan tidak menyerah, dan berjuang....dalam jalan KEBENARAN.

Sekalipun tegar, tidak menyerah, tetapi memperjuangkan yang salah, akan tetap kalah pak..

Kalau benar bapak cinta Indonesia, berdamailah dengan hati bapak. Damaikan juga hati para pendukung dan sahabat bapak.

You have spent too much, you have tried too hard... Let it go..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun