Mohon tunggu...
Aliva Gabrielle
Aliva Gabrielle Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Kristen Satya Wacana -

berani berbuat, berani bertanggung jawab.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Solo Menari 24 Jam

1 Mei 2018   16:06 Diperbarui: 1 Mei 2018   16:21 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 29 April selalu diperingati sebagai Hari Tari Dunia, dan di Solo kami merayakannya dengan menari selama 24 jam. Luar biasa, bukan? Ada sajian tari tiada henti selama 24 jam, dan ada tiga penari utama yang menari selama 24 jam tanpa henti. Salah satu penari utama yang menari 24 jam penuh tanpa henti adalah Mbak Wirastuti Susilaningtyas atau yang kerap disapa Mbak Tutut. 

Ia adalah tetangga block samping rumah, seorang penari yang sudah sering melanglang buana ke negeri orang untuk mepertunjukkan kemahirannya dalam menari.

Ketika saya masih duduk dibangku sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas, saya masih sering mengikuti event Solo Menari, tetapi sebelum saya mengikuti ujian nasional SMA saya sudah mengurangi beberapa kegiatan diluar sekolah saya. Saya sering sekali mengingat saat saya masih menari di sanggar tari Jawa klasik Soerya Soemirat Mangkunegaran Solo. 

Ternyata kegemaran yang kita tinggalkan, lama-lama akan memberikan rasa rindu tersendiri. Terutama pada hari H Solo Menari saya bertemu dengan kawan-kawan lama saya yang sekarang memilih untuk meneruskan tarinya di pendidikan universitasnya. Karena saya sekarang sudah tidak aktif di dunia tari Jawa, maka saya memilih untuk mendokumentasi teman-teman saya pada saat mereka tampil hehehe.

Pada pagi saat arak-arakan saya bertemu dengan salah seorang teman lama saya. Ia adalah anak dari seorang penari Jawa. Anaknya jail, dan tidak berubah sampai sekarang. 

Saya langsung tersadar ketika saya mencari objek yang akan saya foto, tiba-tiba mata saya tertuju pada teman saya ini langsung saya sapa dengan sedikit berteriak saking excitednya bertemu teman lama hahaha, setelah saya lulus SMP sudah jarang sekali bertemu dengan teman-teman saya ini dikarenakan kesibukan masing-masing, sanggar yang berbeda, dan sekolah yang berbeda. 

Saya bertemu pertama kali dengan teman-teman lama saya ini pada saat acara Olimpiade Sains Nasional sekitar 6 tahun lalu untuk mengisi acara pembukaan dan penutupan OSN, saat itu saya masih duduk di kelas 2 SMP dan setelah lulus saya jarang sekali bertemu lagi dengan mereka. 

Ketika ia menyadari bahwa saya menyapanya ia langsung berkata "Kok tambah gendut sih, kamu?" Hahahaha yah begitulah teman saya dari dulu jailnya tidak berubah. Setelah sedikit mengobrol karena ia sedang dalam arak-arakan ia langsung meminta saya untuk memotretnya. "Aku difoto sek noh.." Saya langsung tertawa dan memotretnya. Beginilah pose teman lama saya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ini adalah salah satu teman lama saya yang mengatakan, "Aku nanti nari jam 7 malam, tapi cuma dua menit tok.." saya langsung menjawab dengan kaget, karena ia adalah salah satu penari yang hebat menurut saya, tapi dalam acara seperti ini malah ia hanya menari dua menit saja, "nari apa kok cuma 2 menit tok?" Lalu ia menjawab dengan percaya dirinya "wee.. jangan salah, dua menit aja tapi paling ngena." 

Dan ternyata ia menari untuk pembukaan Logo baru dari ISI Surakarta yang digunakan untuk dies natalis Universitas ISI Surakarta. Saya langsung tersadar dan tertawa ketika saya melihatnya menari dalam pemotongan pita peresmian logo baru ISI Surakarta, seketika itu juga saya langsung membuka kamera saya untuk memotretnya. Itulah mengapa ia mengatakan "dua menit saja tapi 'ngena'."

foto dokumen pribadi
foto dokumen pribadi
Sangat menyenangkan bertemu kembali dengan teman-teman lama saya pada acara Solo Menari 24 Jam, dan hal-hal tersebut membuat saya kembali bernostalgia mengenang masa-masa ketika saya masih menari Jawa. Saya bangga, saya dapat menjaga kebudayaan bangsa kita. 

Tak hanya berhenti di saya, namun ketika saya nanti punya anak, cucu, ataupun cicit akan saya kenalkan dengan budaya-budaya Jawa. Agar mereka tertarik pada Tari Jawa mau mempelajari budaya-budaya tersebut. Adakah yang memiliki pendapat sama dengan saya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun