Mohon tunggu...
Aliva Gabrielle
Aliva Gabrielle Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Kristen Satya Wacana -

berani berbuat, berani bertanggung jawab.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Seribu Kata tentang Macao

28 Desember 2017   00:02 Diperbarui: 28 Desember 2017   00:21 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan orang pasti memiliki impian keliling dunia, salah satunya adalah saya sendiri. Saya terinspirasi dari ibu saya yang sudah mengelilingi Eropa di masa mudanya dan Bude saya yang telah mengelilingi Asia. 

Kalau impian saya sendiri ya jelas bisa mengelilingi 5 benua, biar komplit sekalian hehehe. Tidak terkecuali Benua Asia, terutama  Korea Selatan, Republik Rakyat Tiongkok, dan Jepang. Untuk sekarang ini saya hanya sering mendengarkan cerita dari Bude saya yang gemar travelling bersama suaminya, tapi suatu saat nanti biar saya yang melanjutkan kegemarannya itu.

Salah satu yang membuat saya tertarik dengan cerita Bude saya, adalah Macao atau yang biasa dikenal dengan Las Vegas-nya Asia. Letaknya ada di selatan dari Republik Rakyat Tiongkok. Kota yang bersih ini memiliki banyak sekali hal-hal yang menarik. Macao berbatasan langsung dengan Hongkong, jadi kita bisa langsung menggunakan kapal bila ingin sampai di Macao. 

Kata Bude, di sana banyak sekali kasino, dan setiap kasino memiliki pelayanan yang baik pula. Kasino-kasino tersebut juga memiliki ciri khas yang berbeda. Walaupun di sana banyak Kasino tetapi tidak membuat Macao menjadi kota yang tidak aman. Di sana jalanannya rapi,semua tertata dan tidak ada tuh orang yang mabuk-mabukan di jalan dan hal-hal negatif lainnya yang berkaitan dengan kasino. Bude saya mengenalkan saya tentang Stanley Ho sang pendiri bisnis kasino pertama di Macao. 

Salah satu kasino yang terkenal ada di Hotel Venetian. Nah, yang tak kalah menarik adalah hotel ini memberikan suasana seperti kita sedang berada di Venesia, hotel ini juga menyediakan gondola yang tukang kayuh perahunya dapat bernyanyi. Benar-benar seperti di Venesia, bukan?

Saya juga senang mengenal budaya-budaya lain, dan Macau yang merupakan bekas jajahan Portugis ini memiliki perpaduan budaya yang unik. Perpaduan budaya timur dan barat ada di kota ini dan sudah menjadi situs warisan budaya dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). 

Hal ini juga diceritakan oleh Bude saya disana terdapat Gereja-gereja dengan desain Portugis, seperti Gereja St. Lawrence, St. Augustine's Square, Teater Dom Pedro V, Gedung Leal Sanado, Gereja St. Dominic dan kuil-kuil, seperti kuil A-ma, yangmerupakan salah satu kuil tertua Taoisme yang teletak di Semenanjung Macao. Kuil A-Ma dibuat sebagai tempat persembahan kepada Dewi para nelayan dan pelaut. 

Lalu ada Kuil Kuan Tai, Kuil Na Tcha dan masih banyak lagi. Yang paling membuat saya terpukau dari cerita Bude Saya adalah patung Dewi Kuan Im setinggi 20 meter yang terbuat dari perunggu. Lokasinya ada di laut dan dibangun di atas pulau kecil buatan. Patung ini pun didesain oleh seniman Portugis.

Lalu ada suatu bangunan yang apik terutama untuk dijadikan momen yang abadi alias difoto, yakni bangunan berupa reruntuhan yang hanya tersisa bagian depan dinding Kathedral St. Ruin Paul ini didirikan pada tahun 1582-1665 yang dibangun oleh bangsa Portugis. 

Hal yang unik ketika mengunjungi St. Paul yaitu kita bisa menaiki tangga hingga ke bagian atas reruntuhan dan melemparkan koin ke jendela atas yang konon katanya dapat membawa keberuntungan.

Kata Bude, "ga cuma tempatnya yang bagus, tapi makanannya juga enak..".Makanan yang wajib dicoba adalah Portuguese Egg Tarts. Egg tarts di Macau beda daripada di tempat lain teksturnya fluffy, serta terdapat vla di dalamnya. 

Bagi yang menyukai mie, dapat mencoba Shrimp Roe Noodles. Sebenarnya tak hanya itu saja, namun apa boleh buat, waktu keburu habis... Jadi semoga saya bisa mengalahkan Bude saya yang sudah empat kali pergi ke Macao dengan mengunjungi Macao walaupun hanya sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun