Tekanan batin yang saya rasakan tak memiliki ruang untuk bisa mengutarakan emosi secara verba, sehingga melalui tulisan jurnal yang saya biasa katakan "diary" sudah saya lakoni sejak kecil. Kebiasaan membaca komik dan novel menjadi pelarian selain menulis dan menggambar. Tak sesekali mengharapkan keajaiban dari sang peri untuk menyulap menjadi dewasa.Â
Seiring waktu dengan pengalaman dan pembelajaran, saya menemukan jati diri saya mulai sekolah menengah atas hingga saat ini. Intinya untuk menyembuhkan luka dan mengatasi echoisme adalah dengan beraktivitas dan banyak membaca. Niscaya rasa luka akibat pengalaman lalu yang buruk bisa terkikis. Meskipun bekasnya masih ada, setidaknya ada peningkatan kompetensi di dalam diri.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI