Mohon tunggu...
Aliva Rosdiana
Aliva Rosdiana Mohon Tunggu... Penulis - edupreneur

Sebagai seorang edupreneur, saya harus mengasah diri dengan meningkatkan kualitas diri agar menjadi seorang yang memberikan manfaat dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Terapkan Seni Berperang dengan Strategi

25 April 2023   19:51 Diperbarui: 25 April 2023   21:16 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musuh harus dipaksa bereaksi dengan provokasi dan beraksi agar mengikuti inisiatif pemenang melalui strategi perang. Segala aspek berperang mulai mempeesiapkan, mengerahkan, menyerang, mempertahankan, hingga menghukum musuh perlu dipertimbangkan dengan matang. Seni berperang karya Sun Tzu sangat berpengaruh dalam berstrategi dengan tipu muslihat. Pilihannya hanya satu, bertahan atau musnah. Maka, ada lima prinsip yang harus dipertimbangkan, yakni pilihan jalan hidup atau mati, keseimbangan, medan, komandan, serta peraturan berperang. 

Berperang membutuhkan persediaan logistik. Jika memungkinkan, perbekalan seperti bahan makanan dan senjata harus diambil dari musuh sebab tak ada keuntungan apapun dari pertikaian berkepanjangan, kecuali menawan musuh dan menjadikannya satu bagian koloni untuk melawan dan mengkhianati rekan lamanya. 

Penyerangan dan pengepungan merupakan jalan dan pilihan terakhir dengan alasan waktu yang tidak singkat dan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, strategi berperang harus diterapkan, yakni:

1. Tetapkan kapan harus bertarung dan mundur.

2. Tetapkan bagaimana mengkoordinasikan pasukan dengan jumlah kecil dan besar.

3. Buatkan kata-kata penyemangat dan motivasi untuk pasukan

4. Pastikan penguasa tidak mengganggu komandan menentukan strategi perang dan memimpin pasukannya.

5. Pastikan dengan siapa musuh berpihak.

Medan perang sebagai salah satu strategi harus ditempati untuk mengetahui dan mengenal kawasan dan sikap musuh. Komandan harus mengetahui kekuatan dan kelemahan musuh tanpa memberitahu siapa pun agar tidak gegabah melakukan penyerangan tanpa penyelidikan lebih intim. Hal ini untuk menghindari mata-mata orang dalam dan terdekat agar tidak menyebar keluar.  Pasalnya, jika penyebaran militer sulit dibaca, bahkan mata-mata terdalam tak dapat dibedakan sehingga orang bijak pun tak mampu melawanya. 

Merangkul pasukan dan meyakinkan mereka akan terus bersama tanpa terpisah dengan strategi tipu muslihat bergerak demi mencapai kemenangan, berubah melalui segmentasi dan berkumpul bersatu kembali. Bergerak secepat angin, melamban dalam hutan, menjarah seperti api, tak bergerak bagai gunung, tak terlihat seperti kegelapan hingga sulit ditemukan, dan bergerak maju bak gemuruh. Maka, perlunya atribut bendera, terompet, drum sebagai penyemangat prajurit dalam kesatuan unit di medan perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun