Mohon tunggu...
Aliva Rosdiana
Aliva Rosdiana Mohon Tunggu... Penulis - edupreneur

Sebagai seorang edupreneur, saya harus mengasah diri dengan meningkatkan kualitas diri agar menjadi seorang yang memberikan manfaat dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Interpretasi Semiotika Karya Patung

25 November 2022   18:42 Diperbarui: 25 November 2022   18:45 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Ontong Daun Duri (Doc Pribadi)

Mendeskripsikan karya patung berarti mendefinisikan simbol dan tanda. Penciptaan simbol dan tanda memiliki makna komunikatif bagi pengamatnya. Kehadirannya merupakan representasi sang penciptanya terhadap dunia luar sehingga terciptalah karya seni. Hal yang melatarbelakangi seorang seniman melahirkan karyanya adalah unsur budaya, pengalaman, ideologi, pola pikir, serta visi seniman sebagai bentuk keidealisan yang membedakan antara karya seninya dengan karya seni seniman lainnya walaupun bertemakan yang sama. Perjalanan seniman berbeda antara satu dengan lainnya sehingga hal ini berpengaruh pada karya seni yang dihasilkan.

Pengalaman pribadi seorang seniman direpresentasikan dalam sebuah karya seni. Interpretasinya diperoleh melalui simbol, tanda dan coretan yang dituangkan melalui karya seninya. Coretan bisa berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Coretan dua dimensi berbentuk karya lukisan, sedangkan coretan tiga dimensi berbentuk karya patung. Disebut karya seni baik dua dimensi maupun tiga dimensi bila mengandung estetika dan artistik.

Semiotik sebagai bagian dari semantik mengkaji tentang simbol dan tanda. Sementara, semantik dalam ilmu Linguistik merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang kata dan kalimat. Semula Semiotik berasal dari cabang Semantik yang  dalam bidang Linguistik. Kemudian berkembang dalam bidang Seni Rupa dan Desain Komunikasi Visual. Ferdinand De Saussure menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penanda (signifier) dan petanda (signified). Petanda sebagai representasi atas sebuah pemikiran pencipta karya seni memiliki peran besar dalam Semiotik. Tanpa petanda, penanda tak ada artinya. Melalui petanda konsep pemaknaan tentang benda atau gambar nampak sebagai konsep material yang dikatakan dan dibaca dari pikiran sebagai konsep mental.

Karya dikatakan memiliki nilai bila diakui oleh penikmat seni sebagai karya yang dikerjakan oleh seniman hebat. Karya patung berbentuk tiga dimensi sebagai wujud kesengajaan diciptakan dan dipahat untuk meniru makhluk hidup seperti manusia, hewan maupun tumbuhan. Patung biasanya menggambarkan ciri suatu daerah yang dianggap sebagai aset berharga, khususnya dalam akarya seni patung nusantara, agar dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya. Seni patung oleh pematung Dwik Tunggak dari Sanggar Seni Diana Tunggak memberikan ciri khas primitif oleh penciptanya. Cenderung menarik sebab ada sematan warna dalam coretan patungnya.

Memaknai karya seni patung primitif sama dengan memahami pandangan hidup masyarakatnya. Ekspresi postur, mimik wajah, dan gerakan tubuh mengekspresikan kehidupan realita manusia. 

Patung Ontong Daun Duri (Doc Pribadi)
Patung Ontong Daun Duri (Doc Pribadi)
Interpretasi Ontong Daun Duri (Doc Pribadi)
Interpretasi Ontong Daun Duri (Doc Pribadi)

Patung ontong daun duri merupakan salah satu patung primitif bersifat kontemporer yang memiliki pemaknaan berfokuskan pada duri sebagai peran utamanya. Duri ini menggambarkan pada luka bila tersentuh. Walaupun kontemporer, namun sifat primitifnya masih terasa kental. Cikal bakal dan daun pisang kuat terjalintak terpisahkan.

Berbeda dengan patung primitif berikut ini yang mengilustrasikan perjalanan manusia primitif dengan ciri ekspresifnya.

Nengkleng (Doc Pribadi)
Nengkleng (Doc Pribadi)
Interpretasi Nengkleng (Doc Pribadi)
Interpretasi Nengkleng (Doc Pribadi)

Perjalanan hidup tergambar melalui karya 3 dimensi patung Nengkleng. Ekspresinya tampak pasrah. Namun dengan kegigihannya dan ketangguhannya ia mampu melewatinya semua rintangan dalam sebuah lika-liku perjalanan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun