Hal yang sama juga terjadi di desa Troso. Tim Pengabdi Masyarakat memberikan pelatihan serta penyuluhan bagaimana menginovasikan fashion dengan sentuhan embroidery. Mengingat seiring dengan perkembangan zaman, dunia fashion pun terus diperbaharui.
Tim pengabdi yang teridiri atas Aliva Rosdiana, Hayu Yulistianti, dan Zahrotun Nafisah berinisiatif untuk terus mengenalkan kain tenun troso di seluruh pelosok yang ada di Indonesia serta mancanegara dengan inovasi baru. Dengan demikian para perajin juga dituntut untuk terus berinovasi mengembangkan ide kreatifnya.Â
Keantusiasan mereka terwujud bahwa mereka mampu mengaplikasikan teknik embroidery ini oleh tim pengabdi. Berikut teknik yang diterapkan oleh mitra perajin kain troso.Â
Teknik embroidery dirasa cocok untuk diterapkan pada kain troso khususnya kain troso yang mengalami gagal pewarnaan sehingga masih tetap memiliki nilai jual tanpa mengurangi kekhasan dari corak desain kain troso sendiri.Â
Teknik khusus dengan ide kreatif sangat diperlukan disini. Semoga apa yang telah dilaksanakan oleh para masyarakat untuk mengembangkan ide kreatifnya sebagai wujud pengabdiannya kepada masyarakat memiliki segi manfaat yang bisa menghidupi dan mensejahterakan masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H