Dalam kelangsungan hidup manusia sejak awal jaman peradaban, telah digunakan air susu sebagai salah satu sumber makanannya. Susu ini diambil dari hewan ternak yang telah didomestikasikan seperti sapi, kerbau, unta, kambing/domba. Pemakaianyapun kemudian semakin berkembang dengan variasi pembuatan mkanan asal susu seperti keju, yoghurt, susu bubuk, susu pasteurisasi, susu kental manis dan lain-lain. Susu juga sebagai komponen makanan yang memiliki kaya akan kandungan seperti lemak, protein, dan laktosa. Campuran ini juga dilengkapi dengan berbagai mineral (terutama Ca, vitamin dan P) kesemuanya sangat dibutuhkan oleh gizi manusia. Dalam menu sehat dikenal istilah “empat sehat lima sempurna”. Penyempurnaan ini adalah susu. Istilah ini tidak berlebihan karena minuman putih bersih ini memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dibanding minuman lainnya sehingga susu memiliki banyak khasiat yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia karena memiliki kandungan vitamin dan nutrisi yang sangat baik seperti kacantikan kulit, kesehatan tulang dan gigi, memulihkan otot, menjaga berat badan, mengurangi stres dan menyehatkan tubuh. Secara mendalam manfaat minum susu, diantaranya:
- Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Bagi anak-anak, susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak menjadi bertambah tinggi.
- Menurunkan tekanan darah.
- Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehataan mulut. Susu mampu mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan mencegah gigi berlubang
- Menetralisir racun seperti logam atau timah yang mungkin terkandung dalam makanan
- Mecegah kanker kolon atau kanker usus.
- Mencegah diabetes tipe dua.
- Mempercantik kulit, membuatnya lebih bersinar.
- Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini karena kandungan susu akan merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh mengantuk.
Namun ada penilitian yang mengatakan bahwa minum susu menyebabkan kanker?, asumsi tersebut dikuatkan oleh David Ludwig, seorang professor Universitas Harvard dalam makalahnya diterbitkan oleh “Journal of American Medical association pediatrics.” Dalam makalah yang mempertanyakan nilai gizi bagi manusia, Ludwig menyatakan minum susu tidak dapat mencegah masalah patah tulang pada orang dewasa. Bagi anak anak susu mengandung gula tinggi, bila ditambah cookies memungkinkan kadar gula dalam seporsi makanan anak-anak terjadi tambah tinggi. Kualitas susu yang saya maksud adalah saat proses produksi susu tersebut. Beberpa penelitian terkait peternakan sapi perah ‘menggunakan bahan bahan berbahaya’ atau obat obatan berefek negatif dalam industri produk susu. Susu sapi modern artinya yang diproduksi skala industri tidak menggunakan sistem produksi peternakan alamiah lagi. Hal ini berkaitan dengan aspek bisnis dan komersialisasi, yang notabennya mencari keuntungan sebesar besarnya (finansial benefit) dari pada social benefit. Riset literatur mencatat, penelitian yang dilakukan Harvard University menemukan bahwa hasil prosuduksi susu dari industri peternakan terkait dengan hormon yang menyebabkan kanker. Concentrated animal feeding operation (CAPO) menilai peternakan model industri menyebabkan ouput susu mengandung estron sulfat tingkat tinggi, yang merupakan sejenis estrogen yang berhubungan dengan kanker testis, kanker prostat dan kanker payudara.
Catatan cancer prevention coalition (koalisi pencegahan kanker) menyebutkan bahwa para pekerja pertaian di Amerika Serikiat menyuntikan genetika hormon pertumbuhan sapi (rBGH), untuk menghasilkan lebih banyak susu atau produktivitas susu tinggi. Hormoni ini berefek meningktakn resiko kanker. Sapi yang telah disuntik hormon dapat mennghasilkan 20% lebih banyak susu, tetapi hormon dapat merangsang lever hingga menyebabkan liver hingga menyebabkan insulin like grow factor 1 (IGF 1) meningkat. Insulin like grow factor 1 (IGF 1) susu tidak akan dicerna oleh tubuh manusia, tetapi dapat diserap dalam usus masuk kedalam aliran darah dan mempengaruhi hormon lainnya.
Pada peternakan sapi perah produksi susu secara alami tidak akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia karena kandungan yang ada didalam susu sangat bermanfaat untuk manfaat dan kesehatan manusia. Akan tetapi, selama ini Indonesia sebagai potensi pasar dan sebagai consumer yang sangat tinggi memicu adanya pasar monopoli dunia yang secara riil mengajar finansial benefir dari pada mengejar social benefit. Hal ini mengakibatkan industri luar negeri berlebihan memberi hormon kepada ternak sapi agar meningkatkan produktivitas susu sapi lebih banyak. Pada normalnya ternak sapi untuk memproduksi susu setiap harinya kurang lebih 18-25 liter/hari. Sedangkan industri luar negeri sperti perusahaan besar di Israel, Amerika Serikat dan Negera Eropa lainnya produsi susu mencapai kurang lebih 35-40liter/hari. Karena selama ini kebutuhan konsumsi susu Indonesia bergantung pada impor. Kebutuhan tersebut adalah 70% pasokan dari impor dan 30% produksi dari lokal. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan RI) Rusman Heriyawan pada juni 2013 lalu. (diolah dari berbagai sumber).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H