Mohon tunggu...
Ali Usman
Ali Usman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang awam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya suka memperhatikan berita nasional dan intenasional dan memberikan solusinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika uang menjadi Tuhan

10 April 2019   18:53 Diperbarui: 12 Mei 2019   19:52 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang paling berpengaruh didunia ,yaitu uang.sebab tanpa uang

Anda gak bisa beli makanan dan minuman faforit anda

Anda gak bisa membeli pakaian faforit anda

Anda gak bisa beli rumah bahkan rumah masa depan yaitu tanah kuburan

Anda gak bisa sekolah/kuliah dan menyekolahkan/menguliahkan anak anda

Anda gak bisa belajar agama

Anda gak bisa pergi kemekkah atau vatikan

Anda gak bisa sedekah dan zakat

Anda gak bisa beli mobil,motor,alat transportasi

Tanpa uang kita gak bisa menikah kita tak bisa menafkahi orang tua anak istri

Tanpa uang kita tidak bisa memperbudak sesama manusia untuk saling memenuhi kebutuhan kita

Anda gak bisa berobat kedokter

Agama agama mati tanpa uang

Anda dihina muslim dan non muslim karena kemiskinan 

Anda tak berguna bagi agama negara dan keluarga anda

Oleh sebab itu kita perlu kerja cari uang

Uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang...

Di hadapan para sahabatnya yang mulia, Rasulullah SAW tercinta menuturkan dauh nubuwwat, sebuah sabda yang kontennya menjangkau peristiwa yang akan datang. "Akan datang suatu zaman atas manusia, perut-perut mereka menjadi Tuhan-Tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Dinar-dinar (uang) mereka menjadi agama mereka. Dan kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka."

Para sahabat menyimak penuh khidmat. Lanjut Sang Nabi, "Waktu itu, tidak tersisa dari iman kecuali namanya saja. Tidak tersisa dari Islam kecuali ritual-ritualnya saja. Tidak tersisa Alquran kecuali sebatas kajiannya saja. Masjid-masjid mereka makmur, tetapi hati mereka kosong dari petunjuk (hidayah-Nya). Ulama-ulama mereka menjadi makhluk Allah yang paling buruk di permukaan bumi."

Tergurat dari wajah para sahabat, rasa sedih dan cemas. Dipandanginya lekat-lekat wajah Rasul, disimaknya kalam-kalam bertutur manusia pilihan tersebut. Hingga sampailah Sang Murabby Agung itu menggambarkan keadaan apa yang akan terjadi nanti jika sudah sedemikian menyedihkan kondisi umatnya.

"Kalau sudah terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka empat perkara (azab). Pertama, kekejaman tak berperi dari para penguasa. Kedua, kekeringan tak terhingga yang sangat lama. Ketiga, beraneka kezaliman para pejabat kepada rakyat jelata. Dan keempat, pisau hukum para hakim tumpul, sekarat, dan berkarat."

Atas tuturan ini, para sahabat pun terheran-heran. Mereka bertanya, "Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini para penyembah berhala?"

"Ya! Bagi mereka, setiap dirham (uang) menjadi berhala (dipertuhankan/disembah)," pungkas Nabi SAW.

Hadis yang cukup panjang riwayat Bukhari Muslim yang muttafaq alaih ini pun akhirnya menjadi renungan kita semua. Berhala itu bukan lagi patung-patung atau arca. Berhala zaman now itu berupa uang.

Jangan halalkan segala cara untuk mencari uang ....

Uang baik selama tujuannya baik dan  halal dan memberikan manfaat dunia dan akhirat kepada diri kita agama negara dan sesama...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun