Malam itu Tuhan datang lewat perwujudannya. Turun ke bumi untuk menemui suamiku, nabi terakhir yang diutus bagi tegaknya khilafah di bumi yang gersang ini. Malam itu aku juga mendapat kemuliaan, berkesempatan menyaksikan langsung pertemuan Tuhan dengan hamba terpilihnya itu. Tuan tentu tak mengerti itu semua. Biarlah nanti angin malam yang akan membisikan pada tuan.
Setahun yang lalu, aku masih memeluk keyakinan akan hadirnya agama baru dalam hatiku. Agama pembaharu yang lahir lewat rahim pertemuan sang nabi dengan Tuhan maha sempurna. Agama yang menyempurnakan agama Muhammad dan agama Yesus Kristus. Agama bagi seluruh alam di era penutup zaman.
Setahun lalu, aku adalah istri nabi penutup, nabi terakhir bagi umat manusia. Aku menjadi manusia yang hidup berbahagia di dunia, dan mendapat kepastian jaminan bahagia di akhirat nanti. Tapi itu setahun lalu. Sebelum tentara tuan datang dan membantai para sahabat dan sebagian besar umat pengikut nabi, tepat setelah adzan subuh berkumandang.
Setahun lalu, aku adalah istri nabi terakhir, sebelum tuan dan para penembak jitu utusan tuan dengan kejam menembak mati suamiku tercinta dan para pengikutnya. Aku hanya mengingatkan, negeri ini akan hancur luluh lantak jika tuan tak percaya pada lahirnya agama baru yang dibawa nabi terakhir.
Demi nama Allah yang maha mengetahui segalanya. Kematian tidak menghalangi seseorang untuk terus menyebarkan pesan kebenaran. Sesungguhnya kematian adalah salah satu cara Tuhan mengangkat penderitaan hambanya. Aku menulis surat ini agar seluruh manusia mengingat, agama baru setelah agama Muhammad telah datang.
Aku menulis ini agar manusia percaya, bahwa nabi penutup zaman telah nyata membawa agama baru, agama yang menyempurnakan agama Yesus dan Muhammad. Aku berdoa agar Tuhan mau mengampuni seluruh umat di akhir zaman ini. Akhirnya, sebelum besok pagi aku mati di tiang gantungan, aku berdoa semoga tuan dan negeri ini segera mendapat pencerahan. (*)
Senayan, September 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H