Mohon tunggu...
Ali Usman
Ali Usman Mohon Tunggu... Jurnalis televisi -

Pernah bekerja untuk koran Merdeka, IndoPos, Radar Bekasi, Harian Pelita, Majalah Maestro, Harian ProGol, Tribunnews.com (Kelompok Kompas Gramedia), Vivanews.com, kini di TVRI nasional. * IG aliushine * twitter @kucing2belang * line aliushine * blog www.aliushine.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan dan Kupu-kupu Jingga

13 Agustus 2016   00:47 Diperbarui: 13 Agustus 2016   02:27 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segera kubuka kunci pintu belakang dan membiarkannya masuk kedalam. Nampaknya jam istirahat terpaksa harus ditunda dulu. Penumpang ini memintaku untuk cepat melaju, menjauhi pom bensin yang padat antrian mobil-mobil mewah.

Sudah setengah jam taksi melaju. Tapi aku masih tidak tahu kemana arah tujuan penumpang ini. Saat kutanya, dia hanya menyuruhku untuk membawanya berputar-putar saja dulu.

Seorang perempuan muda, dengan rambut panjang bergelombang yang dicat kemerahan. Parasnya cantik dan wangi parfumnya semerbak. Wangi parfumnya sungguh sangat menawan. Sudah pasti ini bukan parfum dari merk murahan.

Dari dandanannya aku bisa menebak, wanita ini mungkin seorang sekretaris. Ya, paling tidak, perempuan muda ini kerja kantoran lah. Kulitnya saja mulus terawat. Biaya perawatan kecantikan perempuan ini pastilah mahal. Rasanya susah membayangkan perempuan seperti ini mau naik taksi.

Lihat saja tata rambutnya yang sungguh indah. Jika tidak buatan salon berkelas, pastilah kreasi para make-up artis. Aku lantas berpikir lagi. Tidak mungkin perempuan ini cuma sekretaris. Dari tas yang dibawanya, aku yakin level pekerjaannya lebih tinggi dari itu.

Setidaknya butuh jabatan sekelas direktur untuk bisa menenteng tas merk mahal seperti itu. Atau bisa jadi, perempuan ini istri orang kaya. Atau mungkin, perempuan cantik ini simpanan konglomerat. Ah, entahlah. Ini kali pertama ada perempuan secantik itu mau masuk taksiku. Aku pun kemudian senyum-senyum sendiri. Ini mungkin namanya rejeki.

Sepintas kulihat perempuan ini tak banyak melakukan aktifitas. Biasanya ada saja yang dilakukan penumpang saat berada di dalam taksi. Ada yang main ponsel, ada pula yang biasanya doyan ngajak ngobrol. Tapi perempuan ini, hanya bersandar ke kaca jendela sambil melihat ke arah luar. Entah apa yang dipikirkannya.

Sudah satu jam lebih perempuan maha cantik ini diam membisu didalam taksiku. Aku sendiri tak mengerti apa yang sedang terjadi pada perempuan ini. Seingatku, dia hanya dua kali melihat ponselnya, lalu dengan kesal memasukan kembali ponsel mewah itu ke dalam tasnya. Sesekali aku bisa menangkap gurat amarah dari wajahnya.

Hingga matahari melangkah turun ke arah barat, perempuan cantik ini tetap belum menentukan tujuan. Aku pun tak berani menanyakan lagi padanya. Sejak beberapa menit lalu ia tersudut dengan tangis yang tertahan. Hidungnya yang kemerahan akibat menahan laju tangisan ia tutup dengan sapu tangan.

Masuk kawasan bundaran Senayan, perempuan cantik ini mulai terlihat gelisah. Lantunan merdu lagu-lagu yang diputar lewat radio tak bisa menyudahi kegalauannya. Lampu-lampu jalanan yang menyala dan sinar matahari sore hari rupanya membuat perempuan ini gusar. Paras cantiknya tak bisa menutupi raut kegelisahan itu.

Kulihat jalanan sudah mulai padat. Tepat di bawah tiang lampu merah, tangan perempuan ini tiba-tiba memegang bahuku. Itu sangat mengagetkan. Untung saja posisi mobil sudah berhenti dengan sempurna. Perempuan ini memintaku untuk mengantarnya ke kawasan Parkir Senayan, yang dekat dengan stadion utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun