Mohon tunggu...
Alisya Suci Azzahtra
Alisya Suci Azzahtra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - D3 Keperawatan ( Institusi Kesehatan Hermina )

Hobi: Jalan-jalan Kepribadian: Ekstrovert

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Keluarga terhadap Kenakalan Remaja

21 November 2024   21:25 Diperbarui: 21 November 2024   21:25 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)   merupakan   bagian   integral   dari program kesehatan dan keluargaberencana di Indonesia. Program terpadu ini     secara     khusus     ditujukan     untuk menangani    isu-isu    terkait    pernikahan dini,  kehamilan  yang  tidak  diinginkan, penggunaan tembakau dan alkohol, serta HIV/AIDS(Kemenkes,  2015). Kesehatan reproduksiremaja   adalah   keadaan   sehat yang   mempengaruhi   sistem,   fungsi dan   proses   reproduksi   remaja.Yang dimaksud  dengan  sehat  di  sini  bukan  hanya  bebas  dari  penyakit  atau  cacat, tetapi juga sehat secara mental dan sosialbudaya(Fauzi, 2008).Kesehatan  reproduksiremaja  adalah  keadaan  sehat  yang  utuh,  meliputi aspek fisik, mental dan sosial, tanpa penyakit, gangguan yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya, dan proses reproduksi itu sendiri(Kartono dalam Yuniarti,   2005).Kesehatan   reproduksiremaja   meliputi   pembebasan   dari kehamilan  yang  tidak  diinginkan,  aborsiyang  tidak  aman,  penyakit  menular seksual(PMS)   termasuk   HIV/AIDS,   dan   segala   bentuk   kekerasandan pemaksaan seksual yang didefinisikan sebagai keadaan sejahtera seksual (Agustinus et al., 2023).

Penyakit menular seksual, merupakan pandemi yang menimbulkan dampak kesehatan, sosial, ekonomi dan politik. Pekerja seks berperan penting dalam peningkatan kasus HIV/AIDS di Indonesia, posisi tawar wanita pekerja seksual langsung yang rendah dalam penggunaan kondom dan perilaku berisiko membuat perluasan penyebaran kasus penyakit menular seksual (infeksi menular seksual dan HIV/AIDS) semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam perilaku wanita pekerja seksual langsung dalam pencegahan penyakit menular seksual di Kabupaten Karawang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Informan adalah wanita pekerja seksual langsung, mucikari dan tenaga kesehatan. Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa hampir semua wanita pekerja seksual langsung tidak mengetahui tentang penyakit menular seksual dan pencegahannya, sebagian besar mereka melindungi diri dengan menggunakan jelli, meminum antibiotik, jamu sehat, atau mencuci alat kemaluan dengan daun sirih. Penggunaan kondom didasarkan kesepakatan dengan pelanggan. Diperlukan upaya promosi dan pendekatan yang lebih efektif, bukan hanya pada wanita pekerja seksual langsung tapi juga untuk para pengguna jasa layanan seks (D, Purnawati 2024)

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh sepasang manusia yang salah satu atau kedua belah pihak yang mempunyai umur masih dibawah ketentuan dari undang-undang dan dilakukan oleh pasangan di bawah usia yang telah ditetapkan oleh undang-undang sebagai usia minimal untuk menikah. Usia minimal ini berbeda-beda disetiap negara, namun umumnya diatas 18 tahun (Agustinus et al., 2023).

Bullying di sekolah dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti kekerasan fisik, pelecehan verbal, dan isolasi sosial. Dukungan sosial, terutama dari keluarga, merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh remaja. Kehidupan sosial remaja dapat terpengaruh oleh situasi keluarga mereka, terutama jika mereka mengalami perceraian orang tua (Hasanah et al., 2023).

Physical bullying dan verbal bullying bagaikan dua sisi mata uang. Sesorang yang menjadi korban physical bullying sekaligus juga dapat menjadi korban verbal bullying. Namun masih sedikit bukti empiris tentang hubungan keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara physical bullying dan verbal bullying pada remaja (Maharani et al., 2023)

Seiring perkembangan zaman, masyarakat banyak sekali dikejutkan dengan berbagai tidak kriminal yang terjadi di berbagai tempat baik perkotaan maupun perdesaan. Tidak dipungkiri kembali, tindakan kriminalitas yang terjadi banyak sekali melibatkan anak remaja yang bermula dari kenakalan remaja pada umumnya. Namun, dengan perkembangan yang sangat pesat, kenakalan remaja pada era ini sudah mulai menggeser kualitas kenakalan yang menjuru pada tindakan kriminalitas seperti pencurian, tawuran, pembegalan, pemerkosaan bahkan hingga kasus pembunuhan. Dengan mencermati berbagai tindakan yang banyak terjadi di sekitar kita, penulis mencoba mengkaji dari berbagai literatur yang berkaitan dengan tindakan kriminal pada remaja (Tania et al., 2024)

Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Perilaku kekerasan terhadap anak sebagai bentuk ekspresi, dan aksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap anak. Tindakan kekerasan adalah salah satu bentuk manifestasi rasa marah yang bersifat agresif malignant (berat) yang menyebabkan kesakitan atau kerusakan pada obyek sasarannya. Perundungan juga dikenal sebagai masalah sosial, terutama ditemukan di kalangan anak-anak sekolah. Pengembangan sumber daya anak merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi hak-hak anak untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, mendahpatkan perlindungan dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi serta berpartisipasi dalam segala hal yang mempengaruhi hidupnya. Tekanan perlindungan pada hak-hak anak disebabkan karena anak merupakan individu yang sedang berkembang, belum matang baik secara fisik, mental, maupun sosial. Akibatnya rawan terhadap kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi (Pidada et al.

Kesimpulan

Kenakalan remaja merupakan masalah kompleks yang memerlukan penanganan yang komprehensif dari berbagai pihak. Pencegahan sedini mungkin sangat penting untuk dilakukan agar remaja dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berkualitas.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja:

  • Faktor Individu: Krisis identitas, pencarian jati diri, dorongan untuk diterima dalam kelompok, masalah emosi, dan rendahnya harga diri.
  • Faktor Keluarga: Kurangnya perhatian dan kasih sayang, komunikasi yang buruk, konflik dalam keluarga, pola asuh yang tidak konsisten, dan masalah ekonomi.
  • Faktor Lingkungan: Pengaruh teman sebaya yang negatif, lingkungan sekitar yang tidak kondusif, media massa yang menampilkan konten negatif, dan mudah terpengaruh budaya asing yang tidak sesuai.
  • Faktor Sekolah: Tekanan akademik yang tinggi, bullying, kurangnya perhatian dari guru, dan fasilitas sekolah yang tidak memada

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun