Mohon tunggu...
Alisyah Maylani faizah
Alisyah Maylani faizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Interaksi Sosial dalam Pengembangan Kognitif

16 Oktober 2024   08:56 Diperbarui: 6 November 2024   08:56 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lev Vygotsky dan Jean Piaget adalah dua tokoh penting dalam psikologi perkembangan, namun mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai perkembangan sosial.

Piaget dan Vygotsky adalah psikolog di awal tahun 1900-an yang mempelajari anak-anak dan mengembangkan teori kognitif berdasarkan pengamatan mereka.

Teori Perkembangan Kognitif Piaget berpusat pada penelitian terhadap anak-anaknya sendiri. Piaget percaya bahwa anak-anak adalah pembelajar aktif dalam perkembangan mereka sendiri. Piaget percaya bahwa anak-anak mengembangkan ide-ide mereka secara independen dari orang lain. Piaget percaya bahwa anak-anak dan remaja melewati tahap-tahap berdasarkan kedewasaan dan perkembangan kognitif.

Teori Sosiokultural Vygotsky didasarkan pada keyakinannya bahwa anak-anak belajar melalui interaksi sosial, bahasa, dan budaya dalam pengalaman mereka. Vygotsky percaya bahwa anak-anak membutuhkan interaksi sosial untuk membangun proses bahasa, dan melalui proses bahasa ini, mereka mengembangkan perangkat mental untuk belajar. Norma sosial memengaruhi apa yang akan mereka pelajari dan bagaimana mereka akan berkembang. Aspek budaya juga akan memengaruhi proses kognitif anak-anak.

Teori Piaget

Piaget mengembangkan teori Perkembangan Kognitif yang berfokus pada bagaimana anak-anak bergerak melalui tahap-tahap perkembangan. Tahap-tahap ini menggambarkan bagaimana anak-anak berkembang berdasarkan pengetahuan yang akan mereka peroleh berdasarkan pengalaman dan tingkat kedewasaan mereka. Piaget mengasumsikan beberapa hal tentang proses belajar anak-anak.

Memperoleh pengetahuan merupakan proses yang berkelanjutan.
Anak-anak akan membangun ide-ide mereka sendiri berdasarkan pengetahuan yang telah mereka miliki yang dapat mereka kembangkan. Anak-anak menggunakan skema .
Anak-anak memperoleh dan menemukan pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan. Anak-anak adalah pembelajar aktif yang belajar melalui praktik.
Pengetahuan dan perkembangan anak terjadi secara bertahap.

Interaksi sosial memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif, karena membantu individu belajar dari orang lain.

Selama masa kanak-kanak, interaksi sosial sangat penting untuk perkembangan kognitif. Anak-anak belajar melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain, terutama mereka yang berada di lingkungan terdekat mereka. Mereka juga mempelajari keterampilan bahasa dan komunikasi melalui interaksi sosial dengan pengasuh dan teman sebaya.

Seiring bertambahnya usia anak-anak, interaksi sosial menjadi semakin penting untuk perkembangan kognitif. Remaja dan dewasa muda belajar dari teman sebaya dan jaringan sosial mereka, saat mereka menavigasi situasi sosial yang kompleks dan mengembangkan identitas mereka sendiri. Interaksi sosial juga membantu individu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, saat mereka belajar mengevaluasi berbagai perspektif dan ide.

Di masa dewasa, interaksi sosial terus memengaruhi perkembangan kognitif. Jaringan dukungan sosial dapat membantu individu mengatasi stres dan menjaga kesehatan mental, sementara keterlibatan sosial dalam kegiatan seperti menjadi sukarelawan atau bergabung dengan klub dapat membantu menjaga fungsi kognitif di kemudian hari.

Kesimpulannya, interaksi sosial memainkan peran mendasar dalam perkembangan kognitif sepanjang rentang hidup. Dari masa kanak-kanak hingga usia tua, interaksi sosial membantu individu belajar dari orang lain, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan menjaga fungsi kognitif.

Lev Vygotsky
Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan kognitif. Teorinya dikenal sebagai sociocultural theory, yang menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi dengan orang lain dan budaya. Konsep kunci dalam teorinya meliputi:
- Zone of Proximal Development (ZPD): Jarak antara apa yang dapat dilakukan anak secara mandiri dan apa yang dapat dicapai dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya.
- Scaffolding: Dukungan yang diberikan oleh orang dewasa atau teman sebaya untuk membantu anak belajar, yang secara bertahap dikurangi seiring dengan peningkatan kemampuan anak.

*Jean Piaget*
1. Tahapan Perkembangan Kognitif: Piaget mengidentifikasi empat tahapan utama dalam perkembangan kognitif anak:
- Sensorimotor (0-2 tahun): Anak belajar melalui pengalaman langsung.
- Praoperasional (2-7 tahun): Pemikiran anak masih egosentris, tetapi mulai menggunakan simbol.
- Operasional Konkrit (7-11 tahun): Anak mulai berpikir logis tentang objek konkret.
- Operasional Formal (11 tahun ke atas): Kemampuan berpikir abstrak dan hipotesis.
 2. *Konstruktivisme*: Piaget berpendapat bahwa anak-anak aktif membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
3.*Asimilasi dan Akomodasi*: Proses belajar terjadi melalui asimilasi (mengintegrasikan pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada) dan akomodasi (mengubah skema untuk mencakup pengalaman baru).
4. *Perkembangan Melalui Interaksi: Meskipun fokus utamanya adalah pada proses individu, Piaget juga mengakui bahwa interaksi sosial dapat mempengaruhi perkembangan, terutama dalam konteks permainan dan diskusi.

Piaget mengembangkan teori cognitive development yang berfokus pada proses mental individu. Dia mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif:

1. Sensorimotor Stage (0-2 tahun)
2. Preoperational Stage (2-7 tahun)
3. Concrete Operational Stage (7-11 tahun)
4. Formal Operational Stage (11 tahun ke atas)
Piaget berargumen bahwa anak-anak secara aktif membangun pengetahuan mereka melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, tanpa menekankan peran sosial seperti Vygotsky.

Perbandingan
- Vygotsky menekankan interaksi sosial dan budaya, sementara Piaget lebih fokus pada proses individu.
- Vygotsky percaya bahwa pembelajaran sosial mendahului perkembangan individu, sedangkan Piaget berargumen bahwa perkembangan kognitif terjadi terlebih dahulu sebelum kemampuan sosial berkembang.
Kedua teori ini memberikan perspektif yang berbeda namun saling melengkapi dalam memahami perkembangan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun