"Siap, Dek. Ditunggu lima menit ya, Mamang siapkan," jawab Mang Apip.
Mang Apip juga bertanya siapa namaku dan seputar tempat kuliahku. Setelah batagor jadi, aku langsung pulang ke rumah. Tak ada yang aneh, rasa batagor ini menurutku sangat enak, padahal harganya sangat murah.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Dagangan Mang Apip sudah mulai ramai, tetapi aku sedikit penasaran dengan Mang Apip ketika berjualan. Gerak-gerik Mang Apip seperti mengintai seseorang. Setiap ia berjualan, matanya selalu tertuju ke arah rumah tetangga depan rumahku. Apa mungkin itu hanya perasaanku saja? Ah, aku tidak ingin memikirkannya.
Hari Senin malam, warga sekitar rumahku dihebohkan dengan tertangkapnya Pak Seno, tetangga depan rumahku. Banyak polisi yang mendatangi rumah Pak Seno untuk mengepung sekitar rumah dan menangkap Pak Seno. Kabarnya, Pak Seno sudah lama menjadi DPO polisi, tetapi selalu tak ditemukan keberadaannya. Ia diisukan menjadi bandar narkoba dan mengedarkannya secara bebas.
Mungkin tak ada yang aneh dengan berita tertangkapnya Pak Seno tempo hari. Tetapi mengapa pada saat penangkapan Pak Seno, Mang Apip ada di lokasi penangkapan dan terlihat akrab sekali dengan petugas kepolisian. Setelah kehebohan penangkapan Pak Seno lalu kemana perginya Mang Apip, penjual batagor langgananku itu? Mang Apip hilang bak ditelan bumi. Bahkan ruko yang semula digunakan berjualan juga mulai diangkut kembali barang-barangnya. Saat aku bertanya kepada orang yang sedang beres-beres warung batagor Mang Apip, mereka mengatakan bahwa Mang Apip pindah ke Ciamis untuk berjualan di sana.
Aku masih penasaran, siapa sebenarnya Mang Apip dan apa hubungannya penjual batagor itu dengan tertangkapnya Pak Seno beberapa hari yang lalu. Jadi, siapa Mang Apip itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H