Mohon tunggu...
Alisya Alzahrani A
Alisya Alzahrani A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

saya memiliki hobi mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Kerakyatan, Langkah Konkret Mengatasi Kemiskinan Perkotaan dan Pedesaan

30 September 2024   21:45 Diperbarui: 1 Oktober 2024   06:40 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Tantangan kemiskinan di Perkotaan

  • Urbanisasi. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa/luar kota ke kota. Orang yang melakukan urbanisasi menganggap bahwa di perkotaan terdapat lowongan pekerjaan yang luas. Karena hal itulah yang mengakibatkan bertambahnya penduduk perkotaan yang semakin tinggi.
  • Pengangguran. Salah satu penyebab dari pengangguran yaitu, karena banyaknya masyarakat yang melakukan urbanisasi, sehingga ketika jumlah penduduk semakin meningkat akan mengakibatkan peluang pekerjaan yang mengecil. Pengangguran di Indonesia juga sebagian besar disebabkan oleh kesenjangan pendidikan.
  • Biaya hidup tinggi. Salah satu tantangan terbesar kemiskinan di perkotaan yaitu biaya hidup yang tinggi. Biaya sehari-hari seperti makan, transportasi, pakaian, dan kebutuhan lainnya cenderung lebih tinggi. Hal ini dapat menambah tingkat pengeluaran daripada pendapatan seseorang.
  • Kesenjangan ekonomi dan sosial. Di perkotaan sering memperlihatkan ketimpangan sosial maupun ekonomi. Ada kelompok orang yang kaya dan juga ada kelompok orang yang berkecukupan dan miskin. Kesenjangan ini dapat memicu perasaan ketidakadilan sosial dan dapat menghancurkan stabilisasi sosial.
  • Dampak lingkungan. Kawasan kumuh banyak berada pada perkotaan, terlebih pada daerah-daerah yang rentan banjir, polusi, atau lainnya. Kondisi ini menjadi suatu tantangan bagi masyarakat miskin yang tidak memiliki sumber daya yang mencukupi.

2. Tantangan kemiskinan di Pedesaan

  • Keterbatasan akses terhadap pendidikan. Pendidikan yang baik dan berkualitas sulit dijangkau di wilayah pedesaan. Kurangnya fasilitas, minimnya jumlah guru berkualitas membuat masyarakat pedesaan sulit untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Hal ini mengakibatkan banyak masyarakat yang terjebak dalam pekerjaan dengan nilai upah yang rendah.
  • Akses terbatas ke layanan kesehatan. Layanan kesehatan di wilayah pedesaan sering kali mengalami akses keterbatasan, baik dari segi perjalanan, fasilitas, dan juga tenaga medis. Keterbatasan ini mengakibatkan tingginya angka kematian serta penyebaran penyakit yang sulit dicegah.
  • Minimnya kesempatan kerja. Banyak pedesaan yang bergantung pada sektor pertanian yang terkadang juga tidak stabil, bergantung pada cuaca, dan terhadap bencana alam. Kurangnya jumlah pekerjaan di pedesaan mengakibatkan masyarakat kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga banyak yang hanya bekerja sebagai buruh bahkan juga pengangguran.
  • Kurangnya teknologi dan informasi. Di era digital ini, akses terhadap teknologi dan informasi sangat dibutuhkan apalagi dalam hal perekonomian. Tetapi, banyak daerah pedesaan yang belum dapat menjangkau teknologi modern, seperti internet. Hal ini menghalangi masyarakat pedesaan untuk dapat terhubung dengan teknologi yang lebih luas dan juga informasi yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
  • Infrastruktur yang buruk. Keterbatasan infrastruktur juga menjadi tantangan bagi masyarakat pedesaan, seperti jalan, listrik, dan air bersih menjadi penghambat bagi perkembangan ekonomi di pedesaan. Tanpa fasilitas yang memadai akan menjadikan masyarakat pedesaan memiliki perekonomian lokal yang lambat.

Peran sistem ekonomi kerakyatan pada kemiskinan 

Sistem ekonomi kerakyatan berperan penting dalam mengatasi kemiskinan di negara berkembang seperti Indonesia, di mana sebagian besar penduduknya bergantung pada sektor pertanian dan juga sektor informal. Sistem ini berperan dalam mengatasi kemiskinan dengan memberdayakan masyarakat, menciptakan lapngan kerja, meningkatkan akses, dan mendorong dostribusi kekayaan dapat lebih merata. Melalui pendekatan yang efektif dengan masyarakat dapat membantu keluar dari masalah kemiskinan dan menciptakan pembangunan perekonomian yang lebih berstruktur dan adil.

Langkah konkret pemerintah, swasta, dan masyarakat

1. Peran pemerintah

Pemerintah adalah sebagai kunci dalam mengatasi kemiskinan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ini membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk menciptakan lingkungan dengan perekonomian yang stabil dan merata.

  • Penyediaan infrastruktur yang memadai dan mendukung ekonomi kerakyatan
  • Mendorong pembentukan koperasi atau UMKM
  • Menyediakan pelatihan dan pengembangan keterampilan
  • Membangun jaringan sosial
  • Pemerataan subsidi dan insentif
  • Pemberdayaan wilayah yang tertinggal
  • Membuat kebijakan yang mendukung sistem ekonomi kerakyatan

2. Peran masyarakat

Selain peran pemerintah, peran masyarakat juga sangat penting dalam mengatasi kemiskinan. Masyarakat adalah peran utama pada sistem ekonomi kerakyatan ini, karena akan berdampak pada mereka sendiri.

  • Berpartisipasi dalam kegiatan perekonomian
  • Pengembangan UMKM
  • Pemanfaatan sumber daya yang ada pada daerah
  • Solidaritas sosial dalam kegiatan perekonomian
  • Meningkatkan keterampilan kewirausahaan dan keuangan
  • Mengutamakan konsumsi produk-produk lokal
  • Membangun dan meningkatkan jaringan pemasaran yang efektif
  • Teknologi dan informasi yang optimal
  • Menekankan kemandirian ekonomi
  • Menjaga kelestarian lingkungan

Ekonomi kerakyatan memberikan solusi yang konkret dan berkelanjutan untuk mengatasi kemiskinan, baik di perkotaan maupun pedesaan. Dengan berfokus pada pemberdayaan sumber daya yang adil dan efektif. Peran aktif pemerintah, dan masyarakat dalam mengatasi masalah kemiskinan ini sangatlah penting, agar dapat mewujudkan prinsip-prinsip sistem ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan UUD 1945.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun