Mohon tunggu...
Alisya Anggraheni
Alisya Anggraheni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Surabaya. Saya lahir di Bojonegoro dan mulai merantau di Surabaya saat menjadi mahasiswa baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makanan Halal dan Haram

27 Mei 2024   17:20 Diperbarui: 27 Mei 2024   18:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Makanan Haram
Makanan haram adalah makanan yang dilarang untuk dikonsumsi oleh umat Islam. Berikut adalah beberapa kategori makanan yang dianggap haram:

1. Babi dan Produk Olahannya: Segala bentuk daging, lemak, dan produk turunan babi adalah haram.
2. Darah: Mengonsumsi darah dalam bentuk apapun dilarang.
3. Daging Hewan yang Tidak Disembelih Secara Islami: Hewan yang mati tanpa disembelih sesuai syariat atau hasil sembelihan non-Muslim tidak boleh dikonsumsi.
4. Minuman Beralkohol: Semua bentuk alkohol dan minuman berfermentasi yang memabukkan.
5. Zat Berbahaya: Makanan yang mengandung zat beracun atau berbahaya yang dapat merusak tubuh.

Prinsip Makanan Halal dan Haram dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Membaca Label: Umat Islam dianjurkan untuk selalu memeriksa label produk makanan untuk memastikan tidak ada bahan haram.
2. Sertifikasi Halal: Mengandalkan sertifikasi halal dari badan resmi seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memberikan jaminan bahwa produk tersebut sesuai dengan syariat Islam.
3. Waspada Terhadap Makanan Olahan: Banyak makanan olahan mengandung bahan tambahan yang mungkin berasal dari sumber haram, seperti gelatin dari babi atau alkohol dalam esens rasa.
4. Konsumsi di Restoran: Memilih restoran yang menjamin penyajian makanan halal atau yang memiliki sertifikat halal.

Dampak Konsumsi Makanan Halal dan Haram
Konsumsi makanan halal tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesejahteraan spiritual. Makanan halal dianggap bersih dan baik untuk kesehatan tubuh, sedangkan mengonsumsi makanan haram diyakini dapat mempengaruhi moralitas dan jiwa seseorang.

Mematuhi aturan makanan halal dan haram adalah bagian integral dari kehidupan seorang Muslim. Ini tidak hanya menunjukkan ketaatan kepada Allah, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan fisik dan spiritual. Dalam dunia modern, tantangan untuk memastikan kehalalan makanan memang besar, namun dengan pengetahuan yang cukup dan kewaspadaan, umat Islam dapat menjalani kehidupan yang sesuai dengan tuntunan agama.

Menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari akan membantu umat Islam dalam menjaga kemurnian iman dan kesehatan, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh agama.

Nama Penulis: Dani Kusuma Ar-Rofi'

Universitas Muhammadiyah Surabaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun