Mohon tunggu...
Ali Husin
Ali Husin Mohon Tunggu... Mahasiswa - hobi mengikuti berita olahraga

sepakbola adalah drama terbaik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Rangkaian Hasil Minor: Akhirnya Soal Ujian Menghampiri Tuchel

5 Desember 2021   09:17 Diperbarui: 5 Desember 2021   09:28 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Rangkaian Hasil Minor

Tiga pertandingan terakhir premiere league dilewati chelsea dengan hasil yang tidak begitu memuaskan. Berawal dari laga melawan Manchester United di minggul lalu, Chelsea yang dijagokan menang justru hanya bermain imbang. 3 hari berselang Chelsea bertandang ke markas tim papan bawah watford, di babak pertama justru secara mengejutkan watford yang menguasai permainan. Skor akhir memang kemenangan bagi Chelsea, namun Chelsea tidak mampu memberikan permainan sesuai rencana Tuchel.Lalu,pertandingan yang terbaru adalah lawatan ke tandang West Ham tadi malam, berstatus sebagai pemuncak klasmen dan West Ham tidak pernah menang di 3 pertandingan terakhir, Chelsea kembali dijagokan menang. Namun secara mengejutkan Chelsea harus kembali menelan kekalahan dan tergusur dari puncak klasmen.

Permasalahan Tim

Tuchel dalam pernyataan resminya menyampaikan bahwa tim secara keseluruhan bermain dengan bagus, penyebab kalah dalam laga melawan West Ham terletak pada detail bermain, sehingga Chelsea memberi gol-gol mudah. Detail yang dimaksud Tuchel adalah strategi yang diharapkan Tuchel bisa dipahami pemain dan bisa diterapkan, ada beberapa kesalahan-kesalahan kecil yang bisa dimaksimalkan pemain West Ham. Gol pertama West Ham berawal dari passing jorginho yang bisa dibaca oleh pemain depan West Ham, bola telah dikontrol Mendy, namun ketika mendapat gangguan dari pemain West Ham Mendy panik yang berujung penalti bagi West Ham, ini bukan blunder siapapun, ini adalah kesalahan pada detail, passing Jorginho terprediksi dan Mendy panik ketika mendapat gangguan. Tak jauh berbeda dengan gol kedua, ketika Antonia mendapat umpan lambung sebenarnya bisa diblok oleh Thiago Silva, namun bloknya tepat ke kaki Couval yang langsung mengoper ke Bowen, Bowen melepaskan tembakan keras yang tidak bisa dihalau Mendy. Sebenarnya ada dua pemain Chelsea di depan Bowen namun gagal memblok tembakan tersebut. Chelsea berhasil menerapkan strategi bertahan namun lagi-lagi kesalahannya di detail. Gol ketiga West Ham juga tidak jauh berbeda, Masuaku berencana memberikan umpan dengan tendangan melengkung justru bergerak lurus ke gawang, tendangan dari pinggir lapangan tersebut tidak bisa dihalau Mendy yang terkejut karna sudah bersiap melompat ke depan untuk memotong umpan. Melihat proses gol-gol tersebut, Tuchel pun menyadari bahwa Chelsea sudah bermain sesuai rencananya, namun anak asuh Moyes bermain bagus dan memaksimalkan kesalahan minor pemain Chelsea.

Mampukan Tuchel Melewati Ujian

Seorang pelatih hebat adalah pelatih yang mampu membangun tim secara berkelanjutan. Bahkan ketika semua orang menilai bahwa timnya telah sangat kuat, seorang pelatih hebat masih paham betul letak kekurangan timnya. Itulah yang dilakukan oleh Pep Guardiola di City dan Klopp di Liverpool. Ketika Aguero mulai tidak subur, Pep paham betul bahwa timnya tidak begitu membutuhkan striker tajam, sehingga yang didatangkan justru gelandang serang Jack Grealish yang kadang diplot sebagai ujung tombak. Begitu jugua dengan Klop, meski saat itu Firmino masih bermain bagus, dia mendatangkan Jota sebagai pelapis, yang pada akhirnya Jota justru menjadi pilihan utama dibanding Firmino.

Pertanyaanya sekarang apakah Tuchel mampu memberikan penyegaran ke skuad dan strategi dengan mendatangkan beberapa pemain pada bursa transfer mendatang? apakah pemain yang didatangkan tersebut bisa menjadi pemain kunci Tuchel sesuai yang diharapkan? Fakta yang perlu di garis bawahi bahwa skuad musim lalu yang menjuarai Liga Champion adalah skuad bentukan Lampard. Di musim ini mereka hanya mendatangkan Lukaku yang ternyata justru tidak bermain maksimal denngan strategi Tuchel. 

Ujian sebenarnya bagi Tuchel adalah mencari lubang-lubang di timnya sendiri yang mulai terdeteksi pelatih lain dan mendatangkan pemain yang bisa menutup lubang-lubang tersebut. Ini bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan dengan mudah melihat banyaknya tim yang membeli pemain yang tidak terpakai dengan harga mahal, seperti Pepe di Arsenal, Coutinho di Barcelona, atau Jovic di Real Madrid. Apakah Tuchel bisa melewati ujian ini? atau justru gagal yang menjadi pertanda akan berakhirnya kisah manis Tuchel dengan Chelsea. Setidaknya di transfer musim dingin beberapa minggu depan kita akan bisa melihat gambaran jawabannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun