Mohon tunggu...
kompasianagayo
kompasianagayo Mohon Tunggu... Jurnalis - Media Berbagi Berita Khususnya Dari Dataran Tinggi Gayo, juga

Dukung juga akun media sosial lainnya di link yang tersedia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Bahasa Gayo di Era Milenial

15 Januari 2021   13:11 Diperbarui: 15 Januari 2021   13:19 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gayo merupakan penduduk dimana bahasa Indonesia dan bahasa Gayo hidup berdampingan dengan fungsi komunikatifnya. Namun, beberapa tahun belakangan ini bahasa Gayo sudah semakin berkurang digunakan dalam kebiasaan berbicara sehari-hari masyarakat Gayo ada dari kalangan yang muda bahkan yang tua. 

Bahasa Indonesia semakin luas atau banyak digunakan di segala aspek kehidupan sehari-hari didalam maupun diluar rumah seperti di pasar, perkantoran, tempat wisata tempat-tempat publik dan tempat lain sebagainya. Di dalam sebuah keluarga juga sudah banyak yang tidak bisa berbahasa Gayo lagi. 

Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya pergantian atau pergeseran dari bahasa Gayo ke bahasa Indonesia dan juga bagaimana cara kita untuk mempertahankan bahasa Gayo sebagai warisan budaya dari nenek moyang kita dahulu.

Generasi muda pada era modernisasi ini, mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah kesadaran masyarakat menggunakan bahasa Indonesia dan asing (Inggris) mengalami kemajuan. Digunakanny bahasa tersebut merupakan sebuah bentuk usaha dari pemikiran masyarakat untuk menunjang komunikasi agar lebih mudah dan tak ketinggalan zaman. 

Walau demikian, bukan berarti penggunaan bahasa daerah sebagai sebuah identitas dari sebuah etnis asli itu harushlah hilang. Pelestarian bahasa daerah merupakan salah satu cara untuk mempertahankan budaya asli dari daerah itu sendiri. Oleh karena itu, jangan kita biarkan bahasa kita yang seharusnya menjadi identitas suku, etnis kita ini memudar seiring dengan perkembangan zaman.

Berkurangnya penutur fasih berbahasa gayo diakalangan remaja milenial gayo bisa diindikasikan sebagai tanda -- tanda mulai memudar atau punahnya bahasa gayo dari kehidupan sosial kita. Ini disebabkan oleh generasi muda gayo tidak memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan bahasa ibu (gayo). Mereka lebih sering menggunakan bahasa umum atau bahasa Indonesia dirumah dibandingkan bahasa daerahnya sendiri sehingga terjadinya proses diskontinuitas bahasa daerah padahal dalam lingkungan keluarga fungsi bahasa daerah daerah sangat penting.

Minimnya penggunaan bahasa gayo dikalangan milenial ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa dianggap kuat menjadi hilangnya bahasa gayo dikalangan generasi muda. 

Pertama, faktor keluarga, ini merupakan masalah inti dari memudarnya bahasa gayo dikalangan generasi muda kita yaitu karena orang tua tidak lagi mengajrkan bahasa ibu kepada anak -- anaknya dan tidak lagi secara aktif menggunakannya dirumah dalam berbagai ranah komunikasi. Punahnya sebuah bahasa bukan karena penuturnya berhenti bertututr, melainkan akibat dari pilihan penggunaan bahasa dari sebagian besar masyarakt tuturnya. 

Jika orang tua tidak memilih untuk memakai bahasa daerah di samping bahasa Indonesia kepada keturunannya, maka pergerakan bahasa ke arah kepunahan akan semakin cepat. Kedua faktor pendidikan, Pengaruh bahasa mayoritas dimana bahasa daerah tersebut digunakan mengalami pergeseran dari bahasa yang berada pada ranah tinggi (ranah agama, pendidikan, pendidikan) ke bahasa yang berada para ranah rendah (ranah keluarga dan persahabatan). Faktor pendidikan, mempengaruhi bahasa mayoritas di mana bahasa daerah tersebut digunakan. 

Sebuah bahasa daerah yang tidak dapat bersaing dengan bahasa lain dalam daerah yang sama bisa saja mengalami pergeseran dari bahasa yang berada pada ranah tinggi (ranah agama, pendidikan, pekerjaan) ke bahasa yang berada pada ranah rendah (ranah keluarga dan persahabatan). Jika bahasa tersebut terus terdesak, maka hal ini bisa saja menjadikannya sebagai bahasa yang sekarat dan pada akhirnya punah. Yang ketiga yaitu faktor teman, faktor teman yaitu anak -- anak dengan tingkat atau usia yang bisa dikatan sama. Fungis dari teman ini adalah sebagai memberikan sumber informasi dan komparasi tentang dunia diluar keluarga. 

Dalam hal ini seharusnya kalangan anak muda gayo dalam membicarakan hal yang baru tentang dunia seperti informasi baru dari segala aspek seharusnya menggunakan bahasa daerah gayo agar tidak ada rasu canggung ataupun malu untuk menggunakannya yang bertujuan untuk terbiasa menggunakan bahasa gayo dalam kehidupan sehari -- hari. Teman sebaya salah satu faktor penting yang mempengaruhi diskontinuitas penggunaan bahasa gayo hal ini dakarenakan hubungan pertemanan dari etnis gayo dengan etnis yang lainnya, mereka saling berinteraksi sehingga perubahan dengan sendirinya akan terbawa oleh etnis (gayo) yang berinteraksi dengan masyarakat pendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun