Mohon tunggu...
kompasianagayo
kompasianagayo Mohon Tunggu... Jurnalis - Media Berbagi Berita Khususnya Dari Dataran Tinggi Gayo, juga

Dukung juga akun media sosial lainnya di link yang tersedia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksistensi Budaya Gayo di Era Milenial

16 Maret 2020   16:46 Diperbarui: 16 Maret 2020   16:41 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era milenial sekarang yang disebut budaya gayo sepertinya sudah mulai memudar karena perkembangan zaman dan dipengaruhi oleh sebagian faktor internal dan eksternal. Di era seperti sekarang ini budaya gayo sudah mulai dikesampingkan karena asupan yang lebih menonjol dari budaya luar seperti budaya Amerika, banyaknya budaya yan masuk dari luar dapat mengancam budaya gayo.

Seharusnya budaya yang telah turun-temurun telah diajarkan atau diketahui sebagai warisan dari leluhur tentunya jika seorang yang memiliki budaya namun tidak paham akan budaya nya sendiri dia tidak akan bisa memberi pemahaman kepada orang lain tentang budayanya. 

Ini adalah salah satu manfaat dari lintas budaya atau cross culture understanding yang mana jika seorang atau sebuah masyarakat setempat dapat memahami budaya sendiri dengan baik maka ia akan dapat dengan mudah menjelaskan tentang budaya nya kepada orang ataupun wisatawan sebagai sebuah pemahaman agar orang asing atau wisatawan tidak mengalami kegagalan pemahaman tentang budaya yang mereka lihat di tempat kita maka kita harus memahami dan mempelajari budaya kita sendiri, agar kita dapat mengajarkan budaya kita kepada orang luar dan budaya kita dapat berkembang.

Kalau kita tidak memahami budaya kita sendiri dan kita hanya mengikuti budaya yang masuk dari luar maka budaya kita tidak akan berkembang dan di era milenial ini banyak sekali para remaja yang malu dengan budaya sendiri dan hanya membanggakan budaya luar itulah faktor yang menyebabkan penurunan budaya gayo.

Padahal apabila kita benar-benar mempelajari budaya gayo maka kita akan mengetahui bahwasanya budaya gayo tidak kalah dengan budaya luar, hanyanlah para remaja di jaman milenial ini tidak benar-benar mengenal budaya gayo makannya mereka mengganggap budaya gayo itu tidak keren mereka menggangap budaya luar lebih hebat daripada budayanya sendiri.

Jadi mulai dari sekarang kita harus benar-benar mempelajari dan memahami budaya kita agar budaya kita akn berkembang dengan baik dan tidak kalah dengan budaya luar dan kira bisa meninggkatkan daya tarik orang luar akan keindahan budaya kita.

Ditulis oleh Sri Wahyuni Mahasiswi Isntitut Agama Islam Negeri Takengon Jurusan Tarbiyah Prodi Tadris Bahasa Inggris. Artikel ini dibuat guna untuk memenuhi tugas Cross culture understanding yang diampu oleh bapak Muhammad Hasyimsyah Batubara M.Hum,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun