Mohon tunggu...
Ali Sodikin
Ali Sodikin Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati Masalah Sosial Politik, Dosen Ilmu Komunikasi

Pemerhati Masalah Sosial Politik , mantan aktivis HMI, twitter: @alikikin

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY dan Partai Demokrat

30 Agustus 2015   10:24 Diperbarui: 30 Agustus 2015   10:24 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tentu ini sebuah tantangan bagi SBY dan Partai Demokrat. Sebagai Ketua Umum, SBY harus terus bekerja keras, agar dunia politik Indonesia tetap melaju pada rule of game menuju peradaban yang lebih baik, seperti  digambarkan kondisi ideal dunia politik adalah ketika kekuatan ilmu pengetahuan menjadi ujung tombak yang mengintegrasi kekuatan uang dan fisik dalam proses demokrasi. Alvin Toffler menyebutnya sebagai peradaban Gelombang-Ketiga. Seperti yang kita cita-citakan bersama sebagai sebuah bangsa, bahwa tujuan dari demokrasi adalah keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.

 Gelombang Ketiga adalah suatu dialektika yang dinamis dari  Gelombang Pertama yang berciri peradaban fisik dan Gelombang Kedua dimana kekuatan uang (kapital) menjadi tulang punggung peradaban, termasuk di dalamnya demokrasi liberal yang sangat mahal. Suatu peradaban yang lebih bermutu, lebih dalam, luas, dan lebih menyeluruh dari kedua peradaban sebelumnya. Pembaruan ini terutama disebabkan oleh kemajuan teknologi transportasi, komunikasi-informasi yang memungkinkan jauh lebih banyak manusia mampu melihat semua fenomena yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi (mesh-networking).Peradaban Gelombang Ketiga lebih mengutamakan pelipatgandaan kemampuan berpikir dan berbudidaya luhur manusia.

Ciri yang terpenting dan sangat manusiawi dari peradaban Gelombang Ketiga adalah pemberdayaan golongan masyarakat yang lemah dan kalah bersaing, sehingga menghilangkan perbudakan, imperialisme, dan apartheid dari muka Bumi ini. Pengertian Ekonomi-Pasar dengan "natural selection on a level playing field" mengalami perubahan dan penyempurnaan, dimana monopoli-oligopoli adalah penyebab rakyat kecil hanya menjadi obyek eksploitasi dari sistem politik dan ekonomi.  

Untuk melahirkan gelombang peradaban ketiga di Indonesia, dimana nilai kemanusiaan dijunjung tinggi, dan rakyat juga menjadi subyek politik dan pembangunan, kita berharap SBY sebagai seorang Jenderal intelektual, mantan Presiden dan sekaligus sebagai Ketua Umum Partai Demokrat selalu ada pilihan. Pilihan-pilihan yang lebih kongkrit,selain mengedepankan politik santun, SBY juga diharapkan lebih fokus bagaimana memberi ruang yang luas dan kondusif untuk melahirkan gelombang intelektual di tubuh partai. Para intelektual yang berkarakter dan loyal ini yang pada akhirnya akan mampu menciptakan kondisi politik Indonesia yang bermartabat.

Orang-orang pintar yang berkarakter dan loyal tersebut lebih dibutuhkan untuk menyiapkan, menyongsong, dan menciptakan dunia baru yang lebih adil dan sejahtera. Karena seorang demokrat sejati adalah mereka para kader yang lebih mengutamakan pelipatgandaan kemampuan berpikir dan berbudidaya luhur manusia dibandingkan dengan kemampuan atau kekuatan fisik.  Bahasa sederhananya lebih mengutamakan otak daripada otot.  

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun