Kendari - Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) memberikan cerita baru bagi para mahasiswanya. Nur, mahasiswa PMM inbound Universitas Halu Oleo berbagi cerita pengalamannya mulai dari teman baru hingga toleransi yang semakin meningkat karena keragaman budaya
Tahun ini menjadi tahun ketiga diadakannya program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) oleh Kemendikbud Ristek. Dilansir dari laman pmm.id program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan sebuah program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman. Dalam program ini mahasiswa dapat menemukan arti keberagaman mulai dari budaya, ras, suku, agama, bahasa dan lainnya.Â
Waode Nurmala Kasim, mahasiswi Universitas Nusa Cendana membagikan ceritanya saat mengikuti program pertukaran di Universitas Halu Oleo. Mahasiswi yang akrab disapa Nur tersebut merupakan perempuan berdarah Kemak yang tinggal di kota Atambua provinsi Nusa Tenggara Timur. Program pertukaran mengharuskan mahasiswanya untuk memilih universitas tujuan di luar kluster pulau. Sulawesi menjadi pulau tujuan yang dipilih oleh Nurmala. Tepatnya Universitas Halu Oleo yang berada di kota Kendari, provinsi Sulawesi Tenggara. Berada jauh dari NTT, Nur menemukan cerita baru di tanah Sulawesi.
Berawal dari keingintahuannya mengenai asal daerah sang ayah, melalui program pertukaran Nur berangkat dari kota Atambua menuju kota  Kendari. Perbedaan budaya dan bahasa cukup ia rasakan ketika sampai di kota Lulo tersebut. Mulai dari penggunaan imbuhan -mi dan -ji dalam percakapan hingga gorengan pisang yang disajikan dengan sambal. Perbedaan yang Nur rasakan  mengharuskannya beradaptasi dengan baik. Namun dibalik perbedaan tersebut, Nur juga merasakan keramahan masyarakat sekitar.Â
"Saya sangat tersanjung dengan masyarakat sini dengan keramahannya. Satu ketika saya pulang berjalan kaki dari kampus ke asrama. Di jalan saya bertemu seorang ibu yang menawari tumpangan pulang. Bukan hanya itu saya juga pernah lupa tidak membawa uang ketika akan membayar ojek dan dengan baiknya ojek tersebut meminta saya untuk membayarnya nanti," jawab Nur dalam wawancara.
Keragaman budaya yang ternyata memberikan kesan baik bagi Nur semakin meyakinkannya bahwa mengikuti program pertukaran adalah keputusan terbaik di tahun ini. Bukan hanya belajar akademik, Nur banyak mendapatkan pelajaran non akademik yang sebelumnya belum didapatkan. Seperti berbagi ilmu dengan siswa sekolah dasar dan kontribusi dalam pengelolaan kebersihan kawasan wisata. Pengalaman-pengalaman yang Nur dapatkan melalui program pertukaran merupakan wujud pengamalan mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan).
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan salah satu program unggulan Kemendikbud Ristek yang berhasil memberikan nuansa pendidikan baru bagi pelajar Indonesia. Nur menjadi satu dari 15 ribu mahasiswa PMM angkatan tiga yang merasakan manfaat dari program pertukaran Kemendikbud. Dilansir dari laman pmm.id pendaftaran PMM angkatan empat telah dibuka dan mendapat perhatian penuh dari seluruh mahasiswa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H