Hubungan dan interaksi remaja diperluas oleh media sosial di era teknologi, di mana media sosial memainkan peran yang signifikan. Â Mereka tidak perlu mengenal siapa pun untuk berteman dengan mereka. Â Di jejaring sosial publik, remaja dapat saling menyapa dan saling berkomentar. ((Smith-Hefner, I 2012; Widawati, 2018) dalam Daroe, dkk. 2021). Konteks penggunaan bahasa gaul ini telah berubah sejak awal kemunculannya. Â Slang awalnya banyak digunakan untuk mengatakan sesuatu secara verbal. Â Namun, sejak pandemi Covid-19, bahasa gaul semakin marak di media sosial.
Menurut Mulyana (2008) dalam Beta (2015), Ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu, slang mengacu pada sekelompok kata atau ungkapan yang memiliki makna khusus, unik, menyimpang, atau bahkan bertentangan. Itu artinya slang sendiri memiliki bahasa yang berbeda dalam penyampaian dan memiliki arti yang berbeda, bahasa slang ini hanya di ketahui oleh beberapa kaum saja seperti para remaja.Â
Bahasa slang atau bahasa gaul ini secara resmi tidak ada di dalam kamus bahasa Indonesia karena memang bahasa ini di buat sendiri oleh suatu oknum dan menjadi kebiasaan yang merebak di beberapa daerah terlebih lagi apabila di kenalkan melalui media sosial.
Menurut Alwasilah, bahasa gaul adalah jenis bahasa yang ditandai dengan kosakata yang baru ditemukan dan terus berubah. Â Ini digunakan untuk komunikasi internal oleh kaum muda atau kelompok sosial dan profesional. Â Slang adalah bentuk pidato sosial. Â Kata demi kata slang dapat berupa kalimat pendek yang di susun menyusun kalimat dari kata-kata menjadi frasa yang berbeda dari makna aslinya(Fahmi, 2013). Singkat, lincah, dan imajinatif adalah beberapa ciri khas bahasa gaul anak muda. Â
Kata-kata yang agak panjang akan dipersingkat melalui proses pertukaran atau diganti dengan kata-kata yang lebih pendek. Â Kata-kata yang digunakan cenderung pendek. Seperti "tidak menjadi engga". Kalimat yang banyak di gunakan biasanya kalimat tunggal. Kata-kata slang yang pendek ini sering di salah artikan karena seperti yang kita tahu ada kamus sendiri dari kalimat slang, kalimat slang yang mempunyai struktur pendek dan kalimat tidak lengkap biasanya cenderung susah untuk di mengerti oleh orang yang baru saja mendengar istilah itu.(Beta, 2015)
Ketika pertama kali sosial media melalui jejaring internet masuk, pertama kali yang di gunakan oleh para remaja adalah Facebook, budaya menggunakan pesan singkat terbawa hingga kini menjadi mewabah. Lama kelamaan, kebiasaan  ini jadi suatu hal yang tidak lepas dengan anak muda sekarang ini, tahu di sebut dengan bahasa, Alay. (Fahmi, 2013)
Contoh pemakaian bahasa Gaul atau Slang
Pemakaian bahasa gaul atau slang yang biasa beredar dewasa ini biasanya di kenal dengan bahasa Jaksel, atau Jakarta Selatan. Karena setelah di telaah bahasa slang satu ini berasal dari Jakarta Selatan.
- Wichis = Berarti
- Morning Person = Orang yang selalu bangun pagi
- Anyway = Ngomong-ngomong
- Doi = Dia; dll.
- Penutup
Bahasa merupakan alat komunikasi antar individu, yang berfungsi agar kedua individu yang sedang berkomunikasi mengerti satu sama lain apa yang di maksud, tetapi dewasa ini keragaman bahasa mulai berinovasi, bukan hanya sebagai alat komunikasi bahasa juga sebagai tren sosial media yang di ikuti oleh para remaja yang di ikuti karena viral atau banyak di gunakan oleh sebagian besar remaja lain.Â
Bahasa ini di sebut bahasa gaul atau slang, dimana sebuah bahasa yang mengandung unsur campuran kosakata dari bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.Â
Bahasa campuran ini memiliki maksud yang berbeda dari arti yang sebenarnya. Karena itu bahasa slang ini secara tidak langsung menggeser fungsi bahasa Indonesia yang sebenarnya, karena para remaja tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti bahasa Indonesia pada umumnya, terlebih lagi bahasa slang ini semakin menjamur dengan adanya sosial media yang beredar.Â