PENDAHULUANÂ
   Peran teknologi digital dalam sektor kesehatan semakin penting, meningkatkan efisiensi, akurasi, dan akses layanan medis. Inovasi seperti rekam medis elektronik (RME), telemedicine, dan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah cara perawatan diberikan. RME memungkinkan penyimpanan dan pengelolaan data medis secara elektronik, memudahkan akses informasi yang lebih cepat dan akurat, mengurangi kesalahan medis, serta meningkatkan koordinasi antar tenaga medis untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat. Telemedicine memungkinkan konsultasi medis jarak jauh, memudahkan pasien di daerah terpencil mengakses layanan tanpa perlu bepergian. Teknologi seperti AI dan machine learning juga digunakan untuk menganalisis data medis, meningkatkan diagnosis, memprediksi kondisi pasien, serta mengembangkan obat dan terapi yang lebih efektif. Integrasi teknologi digital ini tidak hanya mempermudah perawatan, tetapi juga membawa perubahan besar pada sistem kesehatan global, menjadikannya lebih efisien dan terhubung (Indrayani, et al., 2024).
   Pembahasan mengenai penggunaan Teknologi digital di bidang Kesehatan ini bertujuan untuk menganalisis dampak dan kontribusi teknologi kesehatan, seperti rekam medis elektronik (RME), telemedicine, dan kecerdasan buatan (AI), dalam meningkatkan kualitas layanan medis. Teknologi ini meningkatkan efisiensi, akurasi, dan aksesibilitas layanan kesehatan, serta mempermudah pengelolaan data dan komunikasi antartenaga medis. Selain itu, artikel ini juga mengeksplorasi tantangan, peluang, dan dampak transformasi sistem kesehatan global akibat penerapan teknologi digital. Dengan mengedukasi tenaga medis, pembuat kebijakan, dan masyarakat, maka akan menunjukkan bagaimana teknologi dapat menciptakan sistem kesehatan yang lebih efisien, terintegrasi, dan dapat diakses, terutama di daerah terpencil atau dengan fasilitas terbatas.
Manfaat Penggunaan Teknologi Digital di Bidang Kesehatan
   Dalam layanan kesehatan hadirnya Teknologi Digital telah memberikan banyak manfaat dan keuntungan yang diperoleh, terutama dalam meningkatkan efesiensi  perawatan medis. Bisa diambil sebagai contoh adalah telemedicine, dengannya dapat memberikan kemudahan dalam berkonsultasi dengan dokter tanpa harus bertemu secara langsung di klinik atau rumah sakit, hal ini tentu sangat bermanfaat bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil dengan mobilitas yang terbatas. Teknologi ini juga memungkinkan perawatan medis yang dapat diakses di berbagai macam tempat dan situasi kondisi yang sangat penting dalam situasi darurat atau pandemi seperti COVID-19. Selain itu, penggunaan rekam medis elektronik (EMR) meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit dan klinik, memudahkan penyimpanan serta pengelolaan data pasien secara terstruktur, dan memungkinkan informasi medis dapat diakses dengan cepat oleh tenaga medis terkait. Digitalisasi ini juga mengurangi duplikasi tes medis atau kesalahan pencatatan manual, yang pada akhirnya mempercepat waktu pelayanan dan meningkatkan akurasi pengobatan (Tolle & Alhuda , 2023).
   Munculnya Teknologi digital, terutama dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), memiliki kontribusi yang besar dalam pengobatan medis. Hadirnya AI dapat mengidentifikasi data medis besar dengan cepat, sehingga memberikan informasi yang jauh lebih akurat, seperti dalam analisis radiologi, deteksi kanker, dan prediksi penyakit jantung. Selain itu, perangkat wearable seperti jam tangan pintar memungkinkan pasien memantau kesehatan secara mandiri, sementara dokter dapat memantau kondisi pasien secara real-time. Teknologi ini juga mendukung pengawasan jarak jauh untuk pasien penyakit kronis, meningkatkan kualitas perawatan, efisiensi, dan mengurangi kunjungan rawat inap yang tidak perlu (Indrayani, et al., 2024).
Dampak Positif Dan Negatif  Penggunaan teknologi di Bidang Kesehatan
   Perkembangan teknologi memberikan dampak positif pada sektor kesehatan, mempermudah aktivitas medis, dan meningkatkan kualitas hidup. Teknologi seperti komputer membantu diagnosis, pengobatan, serta efisiensi administrasi dengan rekam medis elektronik (EMR) dan telemedicine yang memungkinkan konsultasi secara tidak langsung dengan dokter. Selain itu, teknologi kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin membantu menumbuhkan keakurasian diagnosis, sementara robotik dalam bedah memungkinkan prosedur yang lebih presisi. Namun, di balik manfaat tersebut, terdapat dampak negative yang menjadi perhatian, misalnya kecemasan terhadap teknologi (computer anxiety), potensi kehilangan pekerjaan, dan kurangnya keahlian teknologi di kalangan tenaga medis. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan risiko serangan siber yang membahayakan data pasien, sehingga memerlukan kebijakan keamanan yang ketat. Ketergantungan pada sistem digital juga berisiko mengganggu jalannya kegagalan dalam layanan Kesehatan dan kurangnya pemahaman antarsistem yang dapat  menghambat pertukaran data. Selain itu, adaptasi dan pelatihan tenaga medis dibutuhkan karena kurangnya perhatian dan latihan dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan teknologi dan berkurangnya efektivitas layanan Kesehatan (Asrin, et al., 2024).
Tantangan Tekhnologi Digital di Bidang Kesehatan
   Salah Satu yang menjadi tantangan dalam adopsi teknologi digital di bidang Kesehatan yaitu berkaitan dengan keamanan dan privasi data medis. Dalam data medis terdapat banyak informasi sensitif tentang pasien, yang bisa saja menimbulkan risiko keamanan jika tidak ditindak lanjuti dengan seksama. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan dan standar yang jelas untuk menjaga keamanan dan privasi data medis. Digitalisasi Kesehatan juga memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan sumber daya manusia. Adopsi teknologi digital memerlukan perangkat keras, lunak, serta tenaga ahli yang terlatih mengelolanya. Oleh karena itu, sistem Kesehatan perlu mengalokasikan anggaran yang cukup dan melatih tenaga medis yang diperlukan untuk mengoperasikan teknologi digital ( Sholihin & Abdullah, 2023).
PENUTUP