Rintik air hujan bermain dibumi
Awan hitam berarak sembunyikan mentari
menghempas tetesan demi tetesan air
seiring dengan rindu yang mengalir
tubuh meronta karena semilir nafas
yang selalu mengiang tak pernah hilang
nafas yang dahulu sempat terhempas sekilas
tak pernah terlupakan bahkan selalu terbayang
entah apa yang harus ku tulis
karena air mata kini tlah mengalir
melukis pedih wajah penyair
sedang meneguk cawan hati yang teriris
entah seberapa jauh aku harus berlari
rindu selalu mengejar tanpa henti
Kini aku tak mampu berdiri
tak ada kata yang dapat ku ucap lagi
biarkan aku sisihkan untaian syair ini
terbang bersama hembusan angin
seiring dengan jiwa berbungkus rasa dingin
hingga berlabuh pada pemilik rindu ini...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI