Mohon tunggu...
Pangeran Ali
Pangeran Ali Mohon Tunggu... -

Kenalin, saya Pangeran dari Jawa Barat!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana, Kembalikanlah Fitur-Fitur Ini!

6 Juli 2015   23:50 Diperbarui: 6 Juli 2015   23:50 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Jauh dari Kompasiana (K) selama berbulan-bulan ternyata membuat saya ketinggalan banyak perkembangan. Salah satunya, adalah perubahan penampilan K secara keseluruhan. Waktu pertama masuk ke K lagi, dalam hati "Wah, tampilannya baru, cukup segar nih yang sekarang, keren deh K!" Tapi setelah berselancar lebih jauh di K versi baru ini, ternyata banyak yang saya rasa mengganjal hati saya.

Pertama, alat berkirim pesan ternyata tidak saya temukan. Padahal ini adalah hal mendasar untuk sebuah blog keroyokan yang notabene tempat berkumpulnya para blogger seluruh Indonesia, baik yang di dalam maupun di luar negeri. Bagaimana mungkin alat yang sangat bermanfaat untuk menjaga hubungan baik tetap terjalin ini bisa hilang atau (mungkin) dihilangkan? Logika saya tidak sampai untuk memahami hal ini.

Saya biasanya mengirim pesan ke beberapa Kompasianer untuk menanyakan kabar ketika sekiranya saya sudah terlalu lama away from Kompasiana ("AFK"). Dengan ditiadakannya sarana ini, akhirnya saya bingung bagaimana agar saya bisa tetap menjaga silaturahim saya dengan beberapa Kompasianer teman saya itu. Jadi, saya mohon ke Admin K, tolong kembalikan sarana ini.

Kedua. Adanya kolom statistik cukup menarik menurut saya pribadi, meskipun masih belum bekerja optimal dan kosong, tapi saya pernah mengkliknya dan keluar beberapa keterangan seperti jumlah tulisan, komentar, tulisan yang highlight, headline, dan apa lagi tuh ya, saya lupa. Jujur, ini ide bagus untuk perubahan K. Tapi ada satu yang kalian Admin lupakan, yakni arsip tulisan, baik berdasarkan tanggal penayangan maupun kategorinya.

Mengapa ini saya anggap penting? Karena dengan ini saya bisa mengetahui minat dan kecenderungan tulisan seorang Kompasianer ada pada kategori apa. Jadi, ketika saya ingin belajar sesuatu (saya membaca kebanyakan untuk belajar) misalnya tentang ekonomi, saya mencari Kompasianer yang di arsipnya tercermin tulisan terbanyak ada pada kategori ekonomi. Dari segi arsip berdasarkan tanggal penayangan, saya bisa mendapatkan info terkait seaktif apa Kompasianer tersebut dalam menulis. Saya bisa tahu, rasio tulisan per bulannya sehingga saya bisa sedikit mendapatkan gambaran terkait seorang Kompasianer untuk mencapai suatu kesimpulan sementara secara impulsif.

Ketiga. Kenapa dalam laman Artikel Tayang tidak ada bedanya dengan di Artikel Terbaru? (Yang ini terinspirasi dari tulisannya Mbak Mike). Tapi bukan itu aja yang jadi perhatian saya. Mengapa fitur hits dan rate di preview tulisan dihilangkan? Ini saya anggap penting karena dengan begitu saya tidak perlu repot-repot selalu mengecek hits tulisan saya dengan mengkliknya karena sudah ada di laman previewnya. Tulisan saya memang bukan tulisan yang nge-hits atau rates-nya numpuk, tapi terkadang saya pun penasaran dengan perkembangan tulisan-tulisan saya. Sekarang tulisan saya boro-boro bertambah hits-nya, malah jadi 0 (menjadi 1 ketika saya mengkliknya, dan berkali-kali klik sendiri bisa menambah hits tulisan berlipat-lipat juga). Jadi untuk kemudahan penilaian, mohonlah ini dikembalikan.

Keempat. Entah kenapa saya kurang suka dengan sistem pertemanan dengan "Following & Followers". Ingat, ini Kompasiana, bukan Twitter! Sistem ini membuat pertemanan menjadi kurang nyaman karena berbagai faktor. Misal faktor prestise. Sebagian besar concern terhadap hal ini, sehingga followers yang lebih banyak dari following bisa dianggap lebih berprestise ketimbang yang sebaliknya. Buatlah sistem pertemanan di K seperti semula, pertemanan yang murni, yang masing-masing Kompasianer berhak menambahkan atau menolak sebuah undangan (invitation) pertemanan.

Kelima. Kemana hilangnya penghargaan di akun-akun Kompasianer yang pernah memenangkan nominasi berbagai kategori penghargaan? Apa simbolis ini dirasa sudah tidak perlu lagi lantas begitu saja hilang? Terpikirkan kah oleh kalian Admin, bagaimana perasaan mereka yang pernah menjadi atau mendapat penghargaan itu. Bukankah dengan adanya aplikasi penghargaan seperti itu bisa lebih mendorong produktivitas Kompasianers untuk menulis hal-hal yang lebih baik dan menarik? Bukankah dengan semakin banyaknya tulisan yang menarik akan semakin menambah kemungkinan bertambahnya netizen yang ingin bergabung ke K? Bukan kah dengan begini, K pun secara tidak langsung menjadi bagian dalam kampanye menambah minat baca masyarakat Indonesia, yang merupakan program yang sedang digarap pemerintah kita melalui Kementeriannya Pak Anies Baswedan?

Hal-hal di ataslah yang paling mencuri perhatian saya. Saya memang bukan siapa-siapa di sini, nulis pun jarang. Tapi saya berhak kan ngasih opini dan masukan? Jadi, saya mohon, pertimbangkan kelima hal di atas dengan bijak. Syukur-syukur jika segera dieksekusi. Udah segitu aja masukan saya ya. Ini masukan dengan segala kerendahan hati saya lho ya. Bukan bermaksud untuk menyudutkan dan menghalangi pengembangan K versi baru. Justru saya mendukung perubahan ini namun jangan sampai hal-hal mendasar yang sangat berguna dihilangkan begitu saja. Begitu ya, Mbak dan Mas Admin K. Thanks lho. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun