Beberapa kali saat mengikuti kegiatan organisasi, tentu menarik untuk dikupas secara mendalam tidak hanya soal substansi kegiatan dan kebermanfaatan intrn serta ekstrn. Sejak bergabung dengan organisas mahasiswa di tahun 2016 dan aktif hingga saat ini saya melihat banyak perubahan yang terjadi disekelilingnya. Baiknya organisasi adalah ia menjadi wadah pemicu kepekaan sosial ketika kebanyakan anak muda berorientasi individualistik apatis, organisasi mempertahankan identitas sebagai kelompok yang mempunyai banyak nya stok kesadaran untuk kader.
Pada saat awal bergabung dan gaya-gayaan dengan atribut organisasi, tentu mahasiswa siapa yang tidak merasa patriotik pembela organisasi mereka. Dalam kegiatan-kegiatan besar hebat nya organisasi mampu menggagas tema dengan narasi yang mampu bertahan selama satu periode atau bahkan relevan hingga 5-10 tahun lamanya.Â
Misalnya sebuah kegiatan bertemakan bonus demografi (kebermanfaatannya anak muda dalam isu tersebut) yang di populerkan sejak tahun 2011 lamanya, rasanya isu tersebut bertahan dan bahkan sampai saat ini pun relevan untuk dibahas. Atau revolusi industri yang dikumandangkan sejak tahun 2015 dengan embel-embel revitalisasi organisasi yang lebih moderen, bahkan isu ini masih relevan kita bahas saat ini. Akan tetapi kenapa organisasi keseringan memunculkan isu nasional bahkan internasional terus menerus? Apakah mereka telah menjawab segala kegelisahan isu tersebut melalui restrukturasi yang mereka buat? Atau organisasi hanya mampu mentemakan sesuatu misalnya; bonus demografi, revolusi industri, society, tersebut namun tidak mampu menjawab kegelisahan dibalik isu yang mereka angkat? Mari kita bahas satu persatu.
Organisasi adalah wadah perkumpulan setiap orang dengan jumlah yang banyak dan memiliki legitimasi kelompok yang mereka ikuti. Sebagai sebuah wadah penampung dan pengembangan SDM organisasi juga merupakan laboratorium percetakan sumber daya manusia berdasarkan dengan identitas atau model organisasi, Terlebih lagi tentang organsasi mahasiswa. Sejak 2016 ikut dan turut berpartisipasi dalam agenda kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa, tentu saya mendapatkan sedikit banyak pengalaman walaupun tidak mencapai sebuah posisi besar tetapi saya melihat banyak hal yang bisa untuk kita bicarakan dalam konteks organsasi terkhususnya mahasiswa.
Sebagai kelompok yang mempunyai kesadaran lebih karena diberikan kesempatan dalam mengenyelam pada dalamnya ilmu pengetahuan. Mahasiswa dalam berbagai macam pandangan ahli mereka adalah kelompok tercerahkan yang lebih dahulu mengetahui perubahan tertentu akan datang. Mahasiswa juga merupakan kelompok yang paling cepat mengakses teknologi infomasi begitu pula dengan menjalankannya. Dengan model kelompok yang paling cepat mengakses segala sesuatu di berbagai era, sepak terjang organisasi mahasiswa dalam dunia pemberdayaan manusia harusnya mampu mendudukkan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan saat ini dan lebih dari sebuah selogan.
Kemajuan yang disadari namun tidak menyadari.
Sejarah perkembangan manusia dari abad sebelumnya tentu menglami perubahan yang pesat. Kemajuan demi kemajuan kini menjadi lubang besar yang menga-nga didepan wajah generasi muda yang berkecimpung dalam suatu organisasi. Sebagai kelompok sosial masyarakat yang menjadi salah satu yang paling cepat mengakses perubahan tersebut memang organisasi mampu mewacanakan isu urgensi yang patut menjadi wacana keninian namun tidak dalam memformulasikan isu tersebut hingga ke tubuh organisasi.Â
Misalnya tentang isu Bonus demografi yang sudah disuarakan sejak tahun 2011, sejatinya organisasi telah mengetahui tantangan yang hadir ketika bonus demografi tersebut muncul. Bonus demografi terjadi ketika struktur penduduk dengan jumlah usia produktif (15-64 tahun) sangatlah besar sedangkan proporsi penduduk usia muda sudah semakin kecil dan proporsi penduduk usia lanjut belum begitu besar. Kita juga dapat melihat tanggapan dari beberapa ahli yang melihat bahwa fenomena tersebut adalah peluang.
Menurut Donald S. Chouls, ahli pendidikan dari UNESCO Bangkok menjadi salah satu ahli yang ikut berkomentar tentang peluang tersebut sehingga berbagai solusi pun hadir untuk menjadikan fenomena tersebut menjadi keuntungan yang menginisiasi itu dalam sebuah skema pendudukan. Skema tersebut merupakan pendidikan kependudukan, adalah program kegiatan pendidikan yang ditujukan untuk membangkitkan kesadaran tentang masalah kependudukan dalam perspektif yang lebih luas, yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi, social, budaya, dan pelestarian lingkungan yang komprehensif dan rasional untuk kepentingan pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Jumlah penduduk yang besar memang merupakan potensi pembangunan yang besar, tapi juga harus disadari bahwa hanya dengan jumlah yang besar saja, bukanlah jaminan bagi berhasilnya pembangunan. Peningkatan penduduk yang besar tanpa adanya peningkatan kesejahteraan justru dapat menjadi bencana. Dapat menimbulkan gangguan terhadap program-program pembangunan yang sedang kita laksanakan bersama, dan dapat pula menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi generasi-generasi yang akan datang. Tentu fonomena tersebut telah di pikirkan organisasi untuk menyiapkan sumber daya mereka semaksimal mungkin.
 Gambaran besar lainnya adalah ketika organisasi melihat revolusi industri yang tentu membutuhkan keterlibatan besar dari generasi muda, isu tersebut menurut saya begitu familiar dewasa ini dengan ramai-ramai menggagas isu tersebut sebagai sebuah peluang dan ancaman, tentu organisasi terkhususnya mahasiswa begitu mahir dalam melihat isu tersebut. Memang benar bahwa revolusi industri adalah proyek besar dunia yang saat ini telah merambat ke berbagai bidang, dahulu ketika berkomunikasi secara tulisan hanya mampu dikirim berdasarkan alamat melalui kotak pos, sekarang kita tlah dimudahkan berkomunikasi dimana saja dan kapan saja bahkan sebuah cerita konyol yang seorang teman dalam Voice Call nya saat berada di kamar mandi. Lucu namun membuka pikiran kita bahwa teknologi itu merambah kemana saja, bahkan organisasi.