Teori perkembangan psikososial Erikson adalah teori yang menjelaskan perkembangan psikososial manusia berdasarkan prinsip epigenetik. Prinsip ini menyatakan bahwa perkembangan terjadi dalam urutan yang telah ditentukan sebelumnya dan dibangun berdasarkan tahap-tahap sebelumnya. Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan teori perkembangan psikososial Erikson:
Tahapan perkembangan Teori ini membagi perkembangan psikososial menjadi beberapa tahap, yaitu:Tahap I (Usia 0–1 Tahun): Kepercayaan vs Ketidakpercayaan Tahap II (Usia 1–3 Tahun): Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu Tahap III (Usia 3–6 Tahun): Inisiatif vs Rasa Bersalah Tahap IV (Usia 7–11 Tahun): Industri (Kompetensi) vs Inferioritas Tahap kedelapan dan terakhir: Integritas Ego vs Keputusasaan.
Erik Erikson lahir di Franfrurt Jerman, pada tanggal 15 Juni 1902 adalah ahli analisa jiwa dari Amerika. Dalam pandangan teori psikososial Erik Erikson tahap usia remaja (12-18 tahun), disebut sebagai tahap identitas.
 Peran keluarga
Erikson menyatakan bahwa peran keluarga sangat penting dalam perkembangan kepribadian anak. Keluarga harus membimbing, mendidik, dan melatih anak-anaknya sehingga menjadi pribadi yang mandiri.Â
 Penekanan pada aspek sosial dan budaya
Teori Erikson menekankan pada aspek sosial dan budaya, sedangkan teori Freud menekankan pada aspek biologis dan orientasi seksual.Dalam psikologi perkembangan, banyak dibahas mengenai bagaimana tahap perkembangan sosial anak, diantara tokoh yang memberi konstribusi dalam hal ini adalah teori perkembangan psikososial Erik H.Erikson. Erikson mengatakan bahwa istilah "psikososial" dalam kaitannya dalam perkembangan manusia berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir samapai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadikan seseorang matang secara fisik dan psikologis. Tak terkecuali pada perkembangan anak usia dini. Masa anak- anak merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan manusia yang pasti dilalui oleh semua manusia di dunia ini. Pada msa inilah terjadi banyak sekali proses penanaman nilai kehidupan yang pertama kali. Pada masa ini pulalah, selalu bertumpu harapan dari para orangtua yang selalu menginginkan anak-anaknya nanti dapat menjadi seseorang yang berguna dan dapat sukses dimasa mendatang. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Ditangan anak-anak itulah masa depan bangsa ini berada, sehingga banyak pula orangtua mengatakan, bahwa anak-anak adalah warisan yang paling berharga yang harus dijaga baik-baik. Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H