Mohon tunggu...
Ali Sadikin
Ali Sadikin Mohon Tunggu... Mahasiswa - AGAS

Supremasi Hukum harus ditegakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia

4 April 2022   23:08 Diperbarui: 4 April 2022   23:16 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Hukum dan Demokrasi Di Indonesia

Oleh : M. Ali Sadikin

Negara hukum dan demokrasi adalah dua konsepsi mekanisme kekuasan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kedua konsepsi tersebut saling menopang satu sama lainnya, Dalam upaya mewujudkan negara hukum, diakui atau tidak peran sistem demokrasi menjadi penting. Hubungan di antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Demokrasi tanpa pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tanpa demokrasi akan kehilangan makna.

Artinya, dalam konteks modern, hukum dan demokrasi menjadi keniscayaan dalam penyelenggaraan negara. Demokrasi dianggap sangat dekat dengan konsep kedaulatan rakyat yang menekankan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat, sehingga sinergisitas kedua konsep ini adalah bagaimana membentuk suatu pemerintahan yang didasarkan atas kehendak bersama dan untuk menjalankan kepentingan rakyat banyak.

Dengan terjadinya perkembangan zaman yang pesat yang disertai tuntutan kebutuhan rakyat yang semakin meningkat, peran negara menjadi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan warganya. Mengingat peran negara yang semakin luas itu, pemerintah sebagai pelaksana Negara, diberikan kewenangan untuk campur tangan dalam segala lini kehidupan masyarakat.

Sebenarnya ide atau gagasan untuk membentuk suatu konsepsi terkait negara hukum telah lama dikembangkan oleh para filsuf dari zaman Yunani Kuno. Plato, pada awalnya dalam the Republic berpendapat bahwa adalah mungkin mewujudkan negara ideal untuk mencapai kebaikan yang berintikan kebaikan. Untuk itu kekuasaan harus dipegang oleh orang yang mengetahui kebaikan, yaitu seorang filosof. Namun dalam bukunya "the Statesman" dan "the Law", Plato menyatakan bahwa yang dapat diwujudkan adalah bentuk paling baik kedua yang menempatkan supremasi hukum. Pemerintahan yang mampu mencegah kemerosotan kekuasaan seseorang adalah pemerintahan oleh hukum.

Sedangkan untuk demokrasi sendiri Menurut Deliar Noer, demokrasi adalah sebagai dasar hidup bernegara yang memberikan pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah yang mengenai kehidupannya, termasuk dalam hal menilai kebijaksanaan negara, oleh karena kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat.

Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.  Di sisi lain, Pasal 1 Ayat (2) juga menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Didalam konstitusi Negara kita jelas bahwa negara Indonesia menghendaki bahwasannya ialah negara hukum dan mengedepankan nilai-nilai demokrasi.

Antara demokrasi dan hukum jika dianut bersama-sama dalam suatu negara akan melahirkan konsep negara hukum yang demokratis. Aturan hukum membatasi dan mengatur bagaimana kedaulatan rakyat itu disalurkan, dijalankan, dan diselenggarakan.Sebaliknya, hukum harus mencerminkan kepentingan dan perasaan keadilan rakyat.Oleh karena itu hukum harus dibuat dengan mekanisme demokratis. Hukum tidak boleh dibuat untuk kepentingan kelompok tertentu atau kepentingan penguasa yang akan melahirkan negara hukum yang otoriter. tidak berpihak pada kepentingan rakyat.

Karena Dalam perkembangannya, negara hukum selalu bersama-sama dengan demokrasi. Demokrasi merupakan sistem politik, jika kita sepakat dengan hal itu, sistem demokrasi yang dianut suatu negara akan sangat mempengaruhi produk hukum yang dihasilkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh mahfud M.D bahwa hukum merupakan produk politik yang memandang hukum sebagai formalisasi atau kristalisasi dari kehendak-kehendak politik yang saling berintraksi dan berlainan. Selanjutnya mahfud dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa sistem politik yang demokratis akan menghasilkan produk hukum yang berkarakter responsif, sedangkan sistem politik yang non demokratis/otoriter akan menghasilkan produk hukum yang berkarakter konservatif.

Jadi disini dapat disimpulkan bahwa demokrasi dan hukum mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi, dimana dalam demokrasi harus ada hukum/negara hukum untuk mencegah kesewenang-wenangan dan dalam negara hukum juga memerlukan demokrasi agar hukum itu sendiri bersifat responsif, mengedepankan kepentingan rakyat.

Tetapi ternyata negara hukum demokrasi yang di cita-citakan dan di elu-elukan oleh pemerintah sebagai konsepsi dalam pemerintahan yang dapat membawa masyarakat kedalam keadaan yang sejahtera sampai saat ini masih belum juga terlaksanakan. Konsep negara hukum yang kemudian muncul saat ini sangat jauh dari teori atau bahkan cita cita awal penerapannya  karena ketika suatu Negara telah memandang hukum sebagai suatu konsepsi tertinggi didalam pemerintahan maka konsekuensinya ialah segala aktivitas yang di dalam roda pemerintahan haruslah berdasarkan dan berlandaskan dengan supremasi hukum sebagai konsep tertinggi didalam negara hukum.

Tetapi pada faktanya saat ini hukum seakan -- akan sebagai alat bagi pemerintah didalam menjalankan semua kebijakan yang mereka inginkan dan kehendaki tanpa memikirkan kepentingan rakyat, sehingga tidak hanya kemudian hukum yang mereka langgar tetapi nilai -- nilai demokrasi yang kemudian dicita-citakan juga tidak kunjung terwujud, demokrasi seakan -- akan sebuah ilusi, karena pada hakikatnya didalam demokrasi rakyatlah yang memiliki kedaulatan yang tertinggi, rakyat berhak menentukan apa yang baik dan buruk untuk mereka.

Tetapi saat ini yang terlihat bahwa kemudian ternyata kedaulatan yang ada ditangan rakyat tersebut dirampas oleh segelintir orang yang kemudian lebih mementingkan urusan pribadi dan golongan mereka, sehingga nilai -- nilai demokrasi yang diharapkan dapat membawa perubahan pada lini kehidupan masyarakat, saat ini dirasa telah jauh dari hal tersebut

 Yang mana hukum dan demokrasi kemudian hadir untuk membawa negara kepada sebuah konsep negara idel yang memiliki nilai keadilan, keamanan dan kenyaman serta kesejahteraan bagi rakyat mereka. Tetapi ternyata konsepsi dari negara hukum dan demokrasi masih belum terlihat, dan jika terlihat itupun hanyalah sebatas dari formalitas belaka hal ini terjadi akibat dari keserakahan segelintir orang yang mementingkan urusan pribadi dan golongannya tanpa memperhatikan keinginan dari rakyat.

Maka negara hukum dan demokrasi yang sebenarnya ialah yang berdasarkan konstitusi dalam sebuah negara yang memiliki karakteristik yang masing-masing disesuaikan dengan falsafah bangsa dan cita- cita hukumnya. Sehingga,  prinsip checks and balances dalam negara hukum di Indonesia melalui konstitusi menjadi mekanisme perimbangan untuk saling kontrol antar-cabang kekuasaan negara.Sehingga dapat membawa kemakmuran kepada rakyat, Oleh karena itu, dinegara hukum yang demokratis, rakyatlah yang dianggap menentukan berlakunya suatu konstitusi, bukan sekelompok golongan tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun