Mohon tunggu...
Novalisa Intan Cahya
Novalisa Intan Cahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

menyukai hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Keresahan Masyarakat dan Tantangan Mahasiswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan

2 Juli 2024   21:26 Diperbarui: 2 Juli 2024   21:58 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku konsumsi mahasiswa juga sering kali tidak mendukung upaya menjaga kebersihan lingkungan. Penggunaan wadah makanan dan minuman sekali pakai masih sangat umum, terutama karena praktis dan mudah didapat. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa aspek praktis sering kali mengalahkan pertimbangan lingkungan. Hal ini diperparah dengan kurangnya edukasi berkelanjutan mengenai dampak negatif dari sampah plastik dan pentingnya konsumsi yang bertanggung jawab.

Selain faktor individu, pengaruh lingkungan sosial dan kebijakan kampus juga berperan besar dalam membentuk perilaku mahasiswa. Kampus yang aktif dalam mengkampanyekan kebersihan lingkungan, menyediakan fasilitas pemilahan sampah yang memadai, serta memiliki program edukasi yang berkelanjutan cenderung memiliki mahasiswa dengan tingkat kesadaran lingkungan yang lebih tinggi. Sebaliknya, kampus yang kurang memberikan perhatian pada isu lingkungan sering kali diikuti oleh perilaku mahasiswa yang tidak peduli terhadap kebersihan.

Tantangan Yang Dihadapi Mahasiswa Dalam Upaya Menjaga Kebersihan Lingkungan

Mahasiswa menghadapi berbagai tantangan dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan, yang mencakup aspek struktural, sosial, dan individual. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya fasilitas pendukung di lingkungan kampus. Banyak kampus yang belum menyediakan tempat sampah yang memadai, terpisah untuk sampah organik dan anorganik, serta fasilitas daur ulang yang efektif. Tanpa infrastruktur yang baik, upaya mahasiswa untuk memilah dan mengelola sampah menjadi lebih sulit dan tidak praktis. Hal ini diperparah dengan kurangnya sistem pengelolaan sampah yang efisien di tingkat kampus, yang sering kali tidak memiliki mekanisme pengumpulan dan pengolahan sampah yang berkelanjutan.

Selain itu, rendahnya kesadaran dan edukasi mengenai pentingnya kebersihan lingkungan menjadi tantangan signifikan. Meskipun ada mahasiswa yang memiliki kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan, banyak yang masih kurang mendapatkan informasi yang memadai tentang cara-cara yang tepat dalam mengelola sampah. Kurangnya program edukasi berkelanjutan dari pihak kampus, baik dalam bentuk kurikulum formal maupun kegiatan ekstrakurikuler, mengakibatkan minimnya pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam praktik ramah lingkungan. Tanpa pemahaman yang baik, upaya individu untuk menjaga kebersihan lingkungan sering kali tidak konsisten dan kurang efektif.

Kebiasaan dan budaya konsumsi juga menjadi hambatan. Mahasiswa cenderung memilih produk sekali pakai karena lebih praktis dan murah, meskipun sadar akan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Pola konsumsi ini didorong oleh gaya hidup yang serba cepat dan sibuk, di mana kemudahan menjadi prioritas utama. Tantangan ini menunjukkan perlunya perubahan budaya dan kebiasaan yang mendalam, yang memerlukan waktu dan usaha kolaboratif dari berbagai pihak.

Tantangan lainnya adalah kurangnya dukungan dan kebijakan dari pihak kampus. Banyak kampus yang belum memiliki regulasi atau kebijakan yang jelas terkait pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan. Tanpa aturan yang mengatur dan mendukung praktik ramah lingkungan, mahasiswa mungkin merasa tidak ada insentif atau dorongan yang kuat untuk berubah. Selain itu, penegakan aturan yang lemah atau tidak konsisten membuat upaya menjaga kebersihan menjadi kurang efektif.

Tantangan juga muncul dari minimnya kolaborasi antara mahasiswa, pihak kampus, dan masyarakat sekitar. Untuk menciptakan lingkungan yang bersih, diperlukan kerja sama yang baik di antara semua pihak. Namun, sering kali koordinasi dan komunikasi antara pihak-pihak ini kurang optimal, sehingga upaya yang dilakukan menjadi terfragmentasi dan tidak maksimal. Kesulitan dalam mengorganisir kegiatan bersama dan menggalang partisipasi aktif dari seluruh komunitas kampus menambah kompleksitas dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Secara keseluruhan, tantangan yang dihadapi mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan mencakup aspek infrastruktur yang kurang memadai, rendahnya edukasi dan kesadaran, kebiasaan konsumsi yang tidak mendukung, kurangnya dukungan kebijakan, serta minimnya kolaborasi. Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, dengan melibatkan semua pemangku kepentingan untuk menciptakan perubahan yang berarti.

Kesimpulan

Penumpukan sampah di lingkungan kampus dan sekitarnya merupakan masalah yang kompleks dan multifaset, yang memerlukan perhatian dan tindakan dari berbagai pihak. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor utama penyebab penumpukan sampah meliputi meningkatnya volume sampah akibat aktivitas mahasiswa, kurangnya fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, rendahnya kesadaran dan perilaku peduli lingkungan di kalangan mahasiswa, serta minimnya dukungan kebijakan dari pihak kampus. 

Tingkat kesadaran mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan bervariasi, dengan sebagian menunjukkan kepedulian yang tinggi dan sebagian lainnya masih kurang peduli. Meskipun ada upaya dari beberapa mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan kebersihan, banyak yang masih terjebak dalam kebiasaan membuang sampah sembarangan dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya pemilahan sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun