Jangan fokus sama judulnya, itu hanya gimmic supaya kaum pria yang merasa kekinian, mau sedikit membaca kemudian peduli tentang pentingnya memberi dukungan kepada istri dalam memberikan Air Susu Ibu (ASI) esklusif selepas melahirkan.Â
Tulisan ini mudah-mudahan dapat membuat para suami yang kadang merasa diri bak Avenger bisa sedikit berhati Obbie Mesakh.
Istri saya adalah seorang ibu yang pro ASI sejak menikah, sementara saya termasuk suami yang menanggapinya  secara biasa-biasa saja, malah cenderung tidak peduli.Â
Sewaktu anak pertama saya lahir, istri saya sengaja mempersiapkan dan memilih Rumah Sakit bersalin yang mendukung IMD alias Inisiasi Menyusui Dini. Ini adalah proses yang dilakukan oleh dokter/perawat dimana bayi yang baru lahir segera diletakkan ke dada ibunya sebelum dibersihkan dan dipisahkan sementara dari ibunya.Â
Bayi tersebut diletakkan di dekat puting dan sedikit demi sedikit dia akan bereaksi meraba dan mencoba mengisap puting ibunya. Ini untuk memancing air susu ibu supaya lancar dan mencegah bayi menjadi bingung puting. Istri saya mewanti-wanti perawat supaya bayi tidak diberikan susu formula meskipun menangis, karena ternyata bayi dapat bertahan beberapa jam untuk tidak minum.Â
Tiga bulan sebelum proses melahirkan, istri sudah meminta saya untuk mencicil beli minuman UC 1000 dan memaksa saya meminumnya isinya. Sementara botol bekasnya dikumpulkan sampai kelahiran anak saya.
Alhasil kulit dan muka saya menjadi kinclong bak Miss Universe di iklan-iklan TV. Rupanya botol-botol itu diperuntukkan untuk menampung ASI hasil perasan sebagai stok dan dimasukkan ke dalam freezer.Â
Sebelumnya botol-botol tersebut diberikan label tanggal penanda kapan ASI tersebut diperas. Bayi akan diberikan minum sesuai dengan tanggal waktu peras yang lebih dulu setelah sebelumnya direndam dalam air hangat. Botol bekas ini gampang diketahui takarannya dan lebih higenis jika harus dibersihkan dengan air panas.
Freezer kulkas pun penuh sampai-sampai ikan-ikan beku kegemaran saya harus menyingkir. Kepanikan akan terjadi jika aliran listrik padam dalam waktu lama karena stok ASI tersebut bisa menjadi basi.Â
Maka sia-sia lah segala jerih upaya dalam mendapatkan berberbotol-botol ASI perahan. Siang malam terdengar suara truuuttt...truuuuttt mesin sedotan ASI berbunyi dan beroperasi dalam senyap.Â
Tidak peduli di rumah, di jalan maupun di ruang LAKSTASI tempat istri saya bekerja. Pernah suatu saat saya harus pontang-panting tengah malam mencari tumpangan kulkas ke tetangga kampung sebelah hanya untuk menyelamatkan 25 botol berisi ASI. Untungnya tetangga saya dengan ikhlas menolong walau sedikit heran melihat botol-botol yang penuh dengan susu.
Anak kedua saya lahir pun dicekokin dengan ASI ekslusif dari umur 1-6 bulan dan selanjutnya diberikan makanan pendamping atau disebut MPASI sampai umur 2 tahun. Anak ketiga kebetulan lahir di RS Gleneagles Kuala Lumpur.Â
Rumah Sakit dan staf nya sangat peduli ASI. Tidak ada iklan atau promosi yang terpampang di dinding tentang merek Susu Formula. Tentu bukan karena anti susu formula, namun jika masih memungkinkan kenapa tidak pakai ASI sebagai anugerah yang tak terhingga.Â
Malah istri saya sempat memberikan sedikit stok ASI ke temannya yang produksi ASInya masih sedikit pasca melahirkan dan di awal-awal proses menyesuai. Rata-rata saya melihat para wanita tersebut benar-benar berjuang agar bisa memberikan yang terbaik buat bayinya.
Kita sepakat bahwa ASI merupakan susu yang memiliki banyak manfaat. Ini tidak perlu dibahas karena sudah banyak ulasan medis tentang hal itu. Namun bagi saya sebagai suami yang masih berprofesi sebagai kuli, manfaat terbesarnya adalah menjadi HEMAT!.
Dengan ASI untuk ke 3 anak saya, saya tidak perlu rutin membeli susu formula yang harganya tidak murah. Uangnya bisa saya pakai untuk menyalurkannya untuk memenuhi keinginan sederhana saya antara lain: Cukur rambut di ASGAR, cuci mobil di Carwash tanpa harus mencuci sendiri di rumah dan dikomplain tetangga akibat luberan air di jalanan depan rumahnya,.
Sesekali nonton film favorit di Bioskop sambil makan popcorn KW 2 (belinya di Indomaret) dan diselundupkan dalam tas, bisa bayar iuran lapangan tenis, dan sesekali memanjakan wajah dengan membeli pembersih wajah merek produk-produk pria  dari Indomaret pula.
Intinya, pria atau suami juga harus terlibat aktif dalam mendukung pemberian ASI. Ada banyak komunitas AYAH ASI di Indonesia maupun Luar Negeri.Â
Mereka saling bertukar pengalaman dan saling mensupport. Sepertinya itu akan membuat anda semakin kelihatan keren, macho dan menjadi suami idaman. Jangan cuma mau menikmati mentahnya saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H