Di sinilah celah yang biasa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak mematuhi kode etik penulisan dan hanya mengejar rating pembaca. Memanfaatkan clik bait atau judul singkat yang terkadang tidak sesuai dengan isi pemberitaan sebenarnya. Apalagi jika dilakukan dengan motif-motif dan kepentingan tertentu.
Pernah seorang kawan saya bertanya dengan heran, kenapa saya masih membaca koran sementara kita bisa mendapatkan berita dari berbagai media lewat sebuah handphone.
Mungkin dia merasa lucu melihat muka saya tertutup dengan koran dan sibuk membuka lembar- demi lembar koran dengan kertas yang cukup lebar. Namun bagi saya, membaca koran tetaplah memiliki rasa dan kesan tersendiri. Kita bisa dengan tuntas membaca berita maupun artikel tanpa harus mengambil kesimpulan langsung hanya dengan membaca judul yang ada.
Membaca dengan memegang koran menjadi sebuah momen ME TIME tanpa harus terganggu dengan pesan dari media sosial (WA, Facebook, Instagram) atau dering telpon yang masuk bertubi-tubi  saat kita sedang fokus membuka berita online. Di samping itu dengan membaca koran setiap akhir pekan membantu saya untuk mengasah nalar dan menjaga minat membaca saya.Â
Oleh karena itu, tradisi ini akan saya lakukan paling tidak setiap weekend walaupun hampir setiap hari dikirimkan tautan dari beberapa media yang sudah tersedia secara online.
Tujuan terdalam saya adalah mengenang masa-masa kebersamaan saya bersama Ayah yang sudah Almarhum 10 tahun yang lalu.
Salam Kenal