Ingat adegan film The Sixth Sense sewaktu Cole dan Dr. Malcom di rumah sakit. Nah, selanjutnya ganti kalimat dead people dengan the corruptors, sehingga didapat:
Cole: I see corruptors.”
Malcom: In your dreams? When you’re awake? Corruptors, like in jails?
Cole: No, walking around, like regular people... They can't see each other. Some of them don't know they're corruptors.
Nah, sekarang tahu-kan hubungan film The Sixth Sense dengan Koruptor?
Betul. Para koruptor ada diantara kita, bicara seperti orang-orang bijak, berderma, beribadah dan mengikuti acara-acara amal. Tapi mereka tetap tidak tahu kalau mereka koruptor.
Mudahkan? Karena ketidaktahuan seseorang tentang korupsi, maka orang itu gak tahu dia sedang korupsi.
Saya ambil contoh lain, yaitu acara diskusi di stasiun TV dimana menghadirkan para pembicara yang salah satunya mewakili sebuah institusi tempat dia bekerja. Kemudian setelah acara selesai pihak televisi memberi si pembicara uang transport. Jika saja si pembicara itu menerima uang tersebut, maka dia sudah termasuk korupsi karena dia sudah digaji di tempat perusahaan dia bekerja, kecuali si pembicara meminta ijin dari pihak perusahaan tempat dia bekerja untuk menerima uang tersebut.
Sesungguhnya banyak contoh lain yang biasa kita lihat, seperti polisi menerima uang jasa membuat Surat Kehilangan; seorang supir taksi/parkir yang menerima tip, pengawas proyek yang menerima rokok dari pekerja proyek, dsb.
Nah, kalau sudah begini mengakar lalu gimana?
Tanya diri kita masing-masing, apakah kita masih melakukannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H