Konflik selanjutnya adalah ketika anak Otong diceritakan mengalami sakit keras, tetapi Otong tidak diizinkan untuk pulang ke rumahnya. Sikap ketidakmanusiaan yang sesungguhnya dimunculkan dalam cerita tersebut, yaitu pada saat Otong meminta izin untuk pulang menemui anaknya yang sakit Tuan dan Nyonya justru menjawabnya dengan enteng tanpa memedulikan Otong yang juga khawatir dengan kondisi anaknya di rumah. Pada akhirnya, Otong tidak diizinkan pulang ke rumah.
Tuan: Sekarang jam berapa? (melihat arloji) Baiklah, tetapi kalau ternyata anakmu sudah sembuh sebaiknya kau kembali lagi ke sini. Sewaktu-waktu mobil dibutuhkan.
Nyonya: (nongol) Kau jangan sembarangan, Pap. Sewaktu-waktu mobil diperlukan setiap saat mobil harus siaga. Kau sudah tua tidak mungkin kau sempurna mengemudikan mobil itu.
Kematian Tony itu akhirnya membuat Nyonya meminta Tuan Manto untuk mengadakan upacara kematian untuk Tony, mengundang para tetangga, kenalan, dan juga wartawan, dan melakukan pidato khusus pada saat para tamu datang dan saat penguburan Tony. Di tengah upacara kematian Tony tersebut muncul tokoh Perempuan dan Pemuda yang mencari Otong karena Perempuan itu hamil dan menagih janjinya untuk dinikahi dan Pemuda ingin memberitahukan bahwa anaknya meninggal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H