Mohon tunggu...
Ali Razief
Ali Razief Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa universitas Pamulang program studi sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Warisan Kebudayaan Wayang di Era Modern

16 Desember 2022   17:16 Diperbarui: 16 Desember 2022   17:21 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karakteristik Indonesia terkenal memiliki berbagai macam budaya, adat istiadat, dan tradisi. Alhasil, Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki keragaman yang sangat besar. Mungkin Anda sudah mengetahui fakta bahwa keragaman Indonesia kini diakui sebagai ciri khas bangsa bukan sekadar ciri khas daerah. Salah satunya wayang, yang tidak hanya artistik tetapi juga memiliki ragam lakon dan alur cerita yang mengubah sajian wayang khas menjadi dongeng malam. Karena itu, UNESCO menyatakan wayang sebagai asli Indonesia.

Wayang merupakan salah satu warisan kebudayaan dari masa lampau di Indonesia yang menonjolkan karya seni budaya seperti, seni peran, suara, musik, tutur, sastra, lukis, pahat dan sebagai seni perlambangan.

Wayang adalah konfrontasi yang gagah berani dan pemusnahan pahlawan yang berkarakter buruk dengan karakter yang baik. Fakta bahwa wayang mengalami peristiwa sejarah yang berbeda dari generasi ke generasi menunjukkan bagaimana budaya wayang telah berasimilasi dan menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia, khususnya Jawa. Wayang merupakan sebuah mahakarya, salah satu karya agung dunia karena karya seni wayang mengandung berbagai nilai, mulai dari falsafah hidup, etika, spiritualitas, musik (gending-gending gamelan), hingga estetika bentuk seni rupa yang amat kompleks. Fakta bahwa wayang sudah ada sejak lama dan masih diminati banyak orang menunjukkan betapa penting dan berharganya wayang bagi kehidupan masyarakat. Era globalisasi memaksa seni tradisi klasik berkembang, bahkan menyimpang dari bentuk aslinya. Tentunya ketika masyarakat menyimpang dari salah satu tradisi khususnya wayang yang telah lama menjadi media transformasi religi menjadi persoalan yang sulit.

Indonesia yang memiliki warisan budaya wayang dari sejumlah daerah juga tidak ketinggalan mengajukan diri lewat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) untuk mempersiapkan  pencalonan  wayang sebagai salah satu karya agung dunia.

Pada tahun 1997 UNESCO menyusun peraturan mengenai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity (Karya-karya Agung Lisan dan Tak Benda Warisan Manusia). Tujuan peraturan itu adalah untuk (i) meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap warisan budaya tak benda, (ii) mengevaluasi dan mendaftar situs dan warisan budaya tak benda, (iii) membangkitkan semangat pemerintah negara agar mengambil tindakan-tindakan hukum dan administrasi untuk melestarikan warisan budaya tak benda, dan (iv) mengikutsertakan seniman setempat dalam dokumentasi pelestarian dan pengembangan warisan budaya tak benda Wibisono, 2009(dalam Nurgiyantoro, 2011).

Adapun persyaratan yang harus terpenuhi untuk dinyatakan sebagai karya agung dunia meliputi enam macam yang dapat disebutkan sebagai berikut. (i) Nilai luar biasa sebagai karya agung ciptaan manusia. (ii) Berakar pada tradisi budaya atau sejarah budaya masyarakat yang bersangkutan. (iii) Berperan sebagai sarana pernyataan jatidiri bangsa atau suku bangsa yang bersangkutan yang berfungsi sebagai sumber inspirasi pertukaran budaya, sebagai sarana membuat rakyat semakin dekat satu dengan yang lain, dan peran sosialnya masa kini dalam masyarakat yang bersangkutan. (iv) Kegunaan dalam penerapan keterampilan dan sifat teknik yang diperlihatkan. (v) Perannya sebagai tradisi budaya yang hidup. (vi) Risiko budaya yang bersangkutan bisa punah karena kekurangan sarana untuk melestarikan dan melindunginya.Sebagai seni tradisional, wayang mampu bertahan dan beradaptasi dengan perkembangan zaman dalam segala aspeknya yang terus berubah. Di zaman modern ini, wayang tidak serta merta dikecualikan dari acara di arena hiburan. Wayang telah berhasil bertahan, dan melalui berbagai inovasi dan eksperimen yang dilakukan oleh para seniman wayang, telah menjadi seni yang masih diminati masyarakat luas.

wayang yang dikira sudah mati dalam perestariannya dan tidak dikenal lagi dari dulu. Nyatanya, wayang  masih berkembang hingga saat ini. Dibandingkan dengan kesenian lain, wayang sebenarnya wantek (tangguh) dan sudah mengakar (mengakar) di masyarakat pendukungnya. Wayang nomor satu dalam hiburan rakyat. Misalnya, pertunjukan wayang yang pernah diadakan di Museum Wayang di Jakarta, dan seluruh tempat pertunjukan wayang itu dibanjiri penonton. Kemampuan wayang untuk bertahan dari generasi ke generasi merupakan prestasi yang harus diakui. Kemampuan wayang bertahan dalam gempuran modernisasi. Wayang beradaptasi secara sosiokultural dengan perkembangan sosial. Wayang diberkahi dengan "warna" yang kita lihat sekarang. Untuk lawakan, kanpursari dan dangdut. Hal ini bertujuan untuk merespon perubahan sosial. Tradisionalisme wayang tidak membiarkan kesenian wayang mengalami kemunduran dan terhapus dari akarnya. Dengan perkembangannya, tidak dipungkiri banyak anak muda yang tidak paham wayang malah tidak mau melihat wayang. Wayang secara psikologis berhubungan dengan batin Pikiran orang-orang yang tidak bisa hilang begitu saja (dalam Awalin, 2018).

selain itu jenis-jenis wayang tidak banyak diketahui oleh masyarakat bahkan Sumber ceritanya kurang dipahami oleh pendukung wayang, karena wayang madya mengambil cerita dari Serat Pustaka Raja Purwa, wayang gedog ceritanya diambil dari cerita Panji; dan cerita wayang golek java ambil dari serat melak; wayang krucil ambil dari Serat. Damarwulan, sedangkan cerita wayang kulit diambil dari Mahabarat atau Ramayana yang karakternya sangat familiar dan dikenal dipahami oleh masyarakat luas pendukung wayang, khususnya tokoh Pandawa dan Korawa.( Mari Kusbiyanto 1, n.d.)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun