Bagi sebagian kalangan menikmati belanja sayur dan ikan ke pasar basah dan memasaknya sendiri di rumah telah menjadi trend baru dari gaya hidup slow living. Â Bagi kalangan yang menggemari gaya hidup slow living pergi ke pasar, menyusuri pematang sawah sambil berjemur dan ikut mandi di pancuran kampung merupakan kenikmatan tiada tara. Â
Alam pegunungan dengan semilir angin yang beraroma tanah basah telah menjadi trend dalam menikmati kualitas hidup. Â Trend slow living seolah menemukan momentumnya pasca badai pandemi covid melanda peradaban kita saat ini. Â Adanya skema kerja work from home, work from anywhare merupakan jembatan emas dalam mewujudkan slow living bagi kalangan pekerja profesional.
Iot (internet of thing) ibarat  pedang bermata dua.  Satu sisi membuat semua serba cepat tapi sisi lainnya membuat waktu kerja lebih flexi time.  Kita bisa menghadiri meeting ketika berjemur pagi di pesisir pantai atau di pematang sawah sambil memanen energi matahari pagi. Â
Anak-anak mahasiswa yang bermukim di Desa Karedok Jati Gede bisa mendapatkan modul kuliah yang sama dengan mahasiswa yang sedang kuliah di Kampus IPB University.  Tanpa harus hadir di ruangan kuliah yang terlalu sumpek.  Pengajaran jarak jauh seharusnya menjadi bagian dari metode pembelajaran yang diperlakukan sama dalam hal  absensi. Â
Pengalaman kegiatan pembelajaran selama covid seharusnya menjadi learning curve bahwa keadilan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan bisa diwujudkan.
Melalui slow living desa wisata akan tumbuh dan berkembang. Â wisatawan akan mencari keotentikan dan kekhasan budaya setiap daerah untuk menemukan inspirasi dan insight dalam kehidupannya. Â Modernitas telah menjadikan dunia hanya dipenuhi oleh informasi selebitas dan kaum konglomerat yang menguasi media dan kanal-kanal informasi. Â
Bagi sebagain kalangan menonton kemewahan dan kehidupan serba palsu (sinetron) telah membuat jenuh mata dan pikiran. Melalui slow living orang ingin mencari kesejatian hidup dan kebermaknaan hidup di dunia.  Mereka pergi ke hutan-hutan dan pedesaan untuk tinggal di tenda-tenda  atau hidup bersama di rumah warga untuk menikmati kehidupan pagi hari dan bermain dengan buliran embun pagi yang menyegarkan. Â
Generasi yang menerapkan slow living menikmati mengail ikan di sungai. Â Membakar ikan dengan hanya taburan garam secukupnya merupakan hidangan yang sangat menggoda lidah. Â Konsep clean eating diterapkan dalam kondisi seperti itu. Â Kita hanya menikmati sayur yang kita penan langsung. Â Ikan yang kita pancing langsung. Â Bumbu-bumbu yang kita olah sendiri. Â Bagaimana perihnya mata ketika mengupas bawang barangkali sensasi tersendiri bagi generasi yang tidak pernah mengolah bawang merah. Â
Clean eating tengah menjadi gaya hidup sehat. Â Kalangan ini hanya memakan dari apa yang mereka masak sendiri. Â Mereka sangat menghindari makanan kaleng, berpengawet dan memakai bahan tambahan makanan. Â Semua serab fresh dan seraba home made. Â Intinya slow living dan clean eating merupakan media menuju hidup sehat dan bahagia. Â Kita menjadi tahu bagaimana sensasi perih ketika mengupas bawang. Â Kita jadi mengenal dan bisa menghirup aroma kopi yang baru kita roasting di pagi hari. Â itulah dambaan hidup generasi slow living.
Kaum centenarian
Per Bulan September 2023, terdapat 92.139 orang berusia seratus tahun di Jepang, meningkat 1.613 dari tahun sebelumnya, menurut data registrasi penduduk. Jepang terkenal dengan angka harapan hidup yang panjang dan mayoritas penduduk berusia seratus tahun adalah perempuan dengan rasio 88,5%. Â Centenarian adalah definisi bebas untuk manusia yang melampaui usia 100 tahun dalam hidupnya.Â