Mohon tunggu...
Aliqa Syawal
Aliqa Syawal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Film

Maleficent:sebuah reinterpretasi dongeng klasik melalui lensa feminisme

20 Desember 2024   14:09 Diperbarui: 20 Desember 2024   14:09 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, kerajaan tempat cerita berlangsung juga mencerminkan struktur patriarkal di mana keputusan penting diambil oleh laki-laki tanpa mempertimbangkan suara perempuan. Ketika Aurora terjebak dalam konflik antara dua dunia manusia dan peri dia harus menemukan cara untuk mengatasi batasan-batasan yang ditetapkan oleh kedua belah pihak. Ini mencerminkan perjuangan perempuan dalam menghadapi norma-norma sosial yang membatasi mereka.

5. Ekofeminisme dalam Maleficent

Aspek menarik lainnya dari film ini adalah tema ekofeminisme yang muncul sepanjang cerita. Maleficent adalah penjaga hutan magis, simbol dari alam dan semua makhluk hidup di dalamnya. Ketika dia dikhianati oleh manusia, hutan mulai menderita akibat eksploitasi manusia terhadap alam. Ini menciptakan paralel antara penindasan perempuan dan eksploitasi alam.

Film ini menunjukkan bahwa ketika perempuan disakiti atau dikhianati, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh individu tersebut tetapi juga oleh lingkungan sekitar mereka. Dengan demikian, Maleficent menyampaikan pesan bahwa perlindungan terhadap alam dan hak-hak perempuan saling terkait; keduanya membutuhkan perhatian dan penghormatan.

6. Kesimpulan

Maleficent adalah contoh brilian tentang bagaimana sebuah dongeng klasik dapat direinterpretasikan untuk menyampaikan pesan-pesan feminis yang kuat. Melalui penggambaran karakter Maleficent sebagai sosok kompleks dengan latar belakang emosional yang mendalam, film ini menantang stereotip gender tradisional dan memperlihatkan kekuatan serta ketahanan perempuan.

Dengan menyoroti tema persahabatan antara perempuan, kritik terhadap patriarki, serta hubungan antara penindasan perempuan dan eksploitasi alam, Maleficent berhasil menyajikan sebuah narasi yang relevan dengan isu-isu sosial kontemporer. Film ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan kembali peran perempuan dalam masyarakat serta pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan alam.

Melalui lensa feminisme Maleficent memberikan harapan bahwa cerita-cerita klasik dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman modern tanpa kehilangan esensinya. Ini adalah pengingat bahwa setiap individu memiliki kekuatan untuk menentukan nasib mereka sendiri,sebuah pesan penting bagi semua generasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun