Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Apakah Deni Sudah Bertemu dengan Orangtuanya?

15 Mei 2021   09:51 Diperbarui: 16 Mei 2021   08:31 3353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul buku "Deni Manusia Ikan" (Sumber: brilio.net)

Bagian dalam cerita Deni Manusia Ikan (Sumber: bobo.grid.id)
Bagian dalam cerita Deni Manusia Ikan (Sumber: bobo.grid.id)
Misalnya saja, berbagai jenis ikan hiu pasti dianggap berbahaya dan harus dihindari, sementara lumba-lumba bisa diajak ngobrol, bahkan bisa dimintai bantuan. Buaya air asin juga musuh, tapi kepiting dan ubur-ubur bisa jadi kawan. Dan sebagainya.

Saya sendiri tak berlangganan majalah Bobo secara terus-menerus, hanya membelinya sesekali. Jadi meski dimuat secara bersambung, saya malah tak mengikutinya di situ, melainkan dari bukunya; sebuah komik seukuran majalah dengan gambar hitam putih.

Dalam buku, penggalan petualangan Deni menjadi lebih utuh, setidaknya ketika menyelesaikan sebuah misi "tambahan" seperti menggagalkan penyelundupan tadi. Membaca bukunya juga tak harus berurutan, meski tentu saja kalau bisa urut lebih baik.

Saya juga tak membeli serialnya secara urut. Kapan ada uang dan ketemu bukunya ya dibeli, banyak seri yang bolong, atau baru dibaca kemudian. Saya juga tak tahu, buku ini ada berapa seri. Sehingga, pertanyaan terbesarnya, apakah pada akhirnya si Deni ini bertemu kembali dengan orangtuanya atau tidak, saya tak tahu. Jika bertemu, saya juga tak tahu, apakah Deni kemudian pindah ke darat, layaknya Tarzan yang sempat hidup dalam peradaban manusia tapi memilih kembali lagi ke dalam hutan.

Meski secara garis besar mirip dengan cerita Tarzan, Deni tak punya kekasih seperti Tarzan yang jatuh hati pada Jane. Jadi, kisahnya bener-bener tak diberi bumbu kisah asmara. Hal yang sebetulnya cocok untuk anak-anak. Saya sendiri waktu itu juga tak merasakan perlunya cerita Deni jatuh cinta, meski itu bisa saja, kalau penulisnya mau memanjang-manjangkan ceritanya.

Yang jelas, kisah bergambar Deni Manusia Ikan ini, tidak sekadar komik yang "kosong". Ia penuh dengan berbagai pelajaran, dari soal makhluk hidup di lautan tadi, hingga pelajaran-pelajaran moral; sesuatu yang tak lagi banyak ditemukan dalam komik-komik keluaran baru.

Kalau saja koleksinya masih ada (sekarang tak tersisa satupun), saya sungguh ingin membacanya lagi, secara lengkap, untuk menjawab pertanyaan tadi, bagaimana akhirnya, apakah ia bertemu dengan kedua orangtuanya?

Ada yang tahu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun