"Bukan begitu. Tapi iklannya yang wajar dong, sudah ceritanya tambah nggak jelas, iklannya maksa pula!" kata Mang Suhro.
"Memangnya cerita yang jelas itu gimana? Kalau ceritanya jelas memang enak ditonton?" si Kabayan nimbrung lagi.
"Kebanyakan tokoh, jadi bingung, sebetulnya ini tokoh utama yang diceritakan siapa!" jawab Mang Diding.
"Dicatat atuh keluhan-keluhannya. Ceritanya nggak jelas lagi. Dipanjang-panjangin. Kebanyakan tokoh. Disisipi iklan. Apa lagi?" tanya si Kabayan.
"Kurang pesan moralnya lagi, yang satunya terlalu banyak adegan kekerasan!" tambah Mang Diding.
"Terus?" tanya si Kabayan lagi.
"Sebentar!" sela Mang Suhro. "Ngapain harus dicatat segala?"
"Ya dicatat lah, terus dikirim ke tipi atau ke sutradaranya, biar mereka tahu!" kata si Kabayan. "Kalau cuma diomongin di sini, siapa yang denger? Dikirim ke mereka saja belum tentu nantinya akan dibenerin kok, apalagi cuma diomongin dari jauh!"
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H