"Terus 'bersama'-nya dimana?"
"Ya di ngobrolnya..."
"Kamu ikut bukber kemarin di masjid nggak?" tanya Kabayan.
Ubed menggeleng, "Saya lagi bukber juga soalnya, sama temen-temen SMP. Ya di sini juga di pos ronda, tau sendiri kan kalau di rumah sinyalnya jelek..."
"Bukan puasa bersama beneran kamu nggak datang, buka puasa bersama bohongan malah rajin datang, bagaimana kamu teh Bed...." Kata Kabayan. "Lama-lama kamu nanti disuruh ronda, ronda virtual juga, mau nikah sama orang jauh pirtual juga, hubungan suami-istrinya jangan-jangan pirtual juga!"
"Ya bisa lah Mang. Sekarang semuanya bisa. Ronda pirtual tinggal pasang pake sisitipi, bisa dipantau dari jauh. Akad nikah pirtual sudah sering, apalagi di musim pandemi ini, ada yang istrinya kena kopid dan dirawat di rumahsakit, akadnya lewat hape. Suami-istri yang jauhan, kadang pidiokol terus mesra-mesraan dari jauh!"
"Waduh, terus bagaimana ceritanya itu?" tanya Kabayan sambil melongo.
"Ya dibayangkan saja lah Mang. Saya kan gak ngerti, pacar aja belum punya. Adanya pacar pirtual!" jawab Ubed. "Nah sekarang, kita pengen buka puasa bersama, tapi karena situasinya tidak memungkinkan, ya dilakukan dengan pirtual. Yang penting niatnya, buka sambil silaturahim! Lagian kan kata UTS, Ustad Tatang Somad, halangan apapun bisa diatasi kalau sudah ada niat. Yang penting niatnya!"
"Ya sudah lah, terserah kamu. Memang jamannya sudah beda. Puasa aja serba pirtual, ngabuburit pirtual, buka bersama pirtual, nanti taraweh sama saur pirtual juga..." kata Kabayan sambil berdiri.
"Mau kemana Mang?"
"Balik lah, saya mah mau buka bersama si Iteung!"