Iteung menggeleng. "Jangan sampai kalau dia. Nanti tuman. Justru saya yang mengontrol makanannya. Kalau dia seharian nggak ngapa-ngapain, ya jangan dikasih makan yang banyak dan enak, biar badannya gak gemuk dan makin males. Kasih saja goreng ikan asin. Tapi kalau dia ada kerjaannya, misalnya mau bantuin macul, baru saya tambah makanannya, tambahin pepes ikan mas atau apa lah..."
"Jadi mana yang lebih sering, goreng ikan asin atau pepes ikan mas?" tanya Neng Mimin sambil senyam-senyum.
"ikan asin!" jawab Nyi Iteung. Semua tertawa, termasuk Iteung sendiri. "Makanya, saya tuh nggak terlalu suka acara seperti ini. Sayanya memang bisa ikut makan enak, tapi Kang Kabayan itu yang tuman, makannya ikutan enak, besok kerjanya belum tentu mau nambah rajin!"
"Bener juga..." kata Bi Emah. "Jangan sering-sering lah Neng Mimin..."
Neng Mimin mengangguk. "Iya Bi, sekali-kali saja..."
Saat itulah Kabayan dan Kang Jana mendekati mereka. "Besok bikin lagi acara kayak gini ya Neng, kalau perlu tiap hari, biar warga makin kompak!" kata si Kabayan sambil menguap dan mengelus-elus perutnya yang penuh.
Neng Mimin tersenyum, "Tahun depan lagi aja Kang, sekarang masih masa pandemi, sekali ini aja sudah cukup!"
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H