"Alah bebas lah, lagu-lagunya Wali boleh, Opik boleh, Ungu boleh," jawab Kang Jana. "Terus, lagu religi paporitmu yang jaman sekarang apa Bed?" Kang Jana balik bertanya.
Ubed garuk-garuk kepala. "Apa ya, kok lagu-lagu reliji yang biasa diputer bulan puasa lagu-lagu lama semua ya, nggak ada lagu baru. Ada penyanyi baru, ternyata lagunya lama semua, cuma aransemennya saja yang baru..."
"Ya sudah lah, kalau nggak ada yang baru, yang tadi aja, mulai..." kata Kang Jana lagi.
Ubed mengeluarkan hape di sakunya. "Sebentar, kita mulai dari rekuesnya Ki Samud..." jawab Ubed sambil memainkan hapenya.
Saat itulah Kabayan hampir ngeloyor pergi.
"Mau kemana Kang Kabayan?" tanya Kang Jana, "Ayo nyanyi-nyanyi dulu, gitaran sama si Ubed!"
"Gitaran bagaimana?" Kabayan mencereng, "Itu senar gitarnya aja cuma tiga!"
Kang Jana meraih gitar yang dipeluk Ubed, dan bener aja, senarnya cuma ada tiga. "Terus gimana nyanyinya ini teh Ubed?"
"Yaa nyari di Yutub lah Kang, persi karaokeannya!" jawab Ubed sambil cengangas-cengenges.
"Sudah lagu lungsuran semua, senar gitar juga mau nunggu lungsuran orang tua juga!" rutuk Kabayan sambil bener-bener ngeloyor. Ki Samud dan Wa Amad juga segera kabur mengikutinya.
Kang Jana mendelik pada Ubed, "Kamu tuh malu-maluin generasi kita aja Bed!"