"Gagal panen teh, Yan..." kata Mang Odon sambil memandangi tanaman cabenya yang keriting. Bukan cabenya yang keriting, tapi daunnya, karena dimakan hama. Akibatnya tak berbuah dengan baik. "Padahal sebentar lagi lebaran, harga cabe biasanya naik. Kalau sudah begini, bisa gagal juga beli baju baru buat anak-anak...."
"Yang penting jangan gagal lebaran, Mang...." timpal si Kabayan sambil mengamati tanaman cabe Mang Odon.
"Nggak ada lebaran yang gagal. Lebaran itu paling cuma gagal mudik!" sela Mang Odon.
"Nah itu, lebaran itu dibilang gagal kalau puasanya gagal, gagal penuh atau gagal khusuk, terlalu banyak tergoda ini-itu!" imbuh Kabayan. "Alhamdulillah saya mah nggak pernah gagal lebaran."
"Ah, masak sih?"
"Iya, tiap lebaran si Iteung selalu minta ini-itu, dan dia selalu gagal. Saya yang sukses menolaknya!"
Mang Odon nyengir, "Dasar pedit!" selorohnya. "Tapi beneran nih, gimana ya, kalau sampai panen cabe saya gagal total!"
"Tenang aja Mang, kegagalan itu adalah....." Kabayan belum selesai ngomong, Mang Odon sudah memotongnya.
"Kesuksesan yang tertunda? Hah bosen. Masak tiap musim tertunda terus suksesnya. Sampai kapan?" Mang Odon cemberut. "Rugi bibit, rugi waktu, rugi biaya. Masak untungnya ditunda terus!"
"Kata siapa saya mau bilang begitu?" timpal Kabayan. "Saya mau ngomong, kegagalan itu adalah ketidakberhasilan!"
"Yee, itu mah bukan peribahasa atuh!"