Usahanya pelan-pelan mulai terlihat. Semakin banyak perempuan yang bergabung dalam latihannya. Bukan hanya dari kampusnya, tapi juga dari kampus lain dan juga masyarakat di seputaran London Selatan.
Sampai akhirnya, tahun 2018 mereka mulai menyebut klub mereka sebagai Sisterhood FC. Tak jelas kapan tanggal resminya. Nama itu tercetus karena rasa persaudaraan di antara mereka. "Di luar latihan, kami memang seperti saudara. Saling berkirim pesan, saling mengucapkan selamat ulang tahun, atau juga merayakan kelulusan anggota," kata Yasmin mengenai alasan pemilihan nama itu.
Meski namanya sudah ada, logo klub baru dibuat dan dirilis setahun kemudian, tepatnya 25 September 2019 melalui akun Instagram mereka, sisterhoodf.c dengan desain yang masih sederhana.Â
Mereka berlatih di lapangan kampus yang memberikan izin untuk itu. Bukan itu saja, pihak kampus juga memberi sumbangan berupa peralatan, bola, cone, dan sebagainya.
Memang tidak ada kompetisi resmi yang mereka ikuti, lebih banyak latih tanding. Toh tujuan awalnya memang belum ke sana. Yasmin mengatakan, sementara ini tujuannya memang bukan untuk berkompetisi, tetapi lebih pada peningkatan kesadaran, baik ke luar maupun ke dalam.
Yasmin ingin mengajak muslimah yang lain agar mereka juga sadar bahwa, tak ada batasan jika mereka mau. Selain itu, ia juga ingin menunjukkan ke luar bahwa sebagai muslimah, mereka juga bisa sama seperti yang lain.
Tujuan terdekat yang ingin dicapainya adalah mempopulerkan sepak bola di kalangan muslimah. "Saya ingin mempopulerkan tim ini dengan berlatih dengan tim-tim lain, dimulai dari London, kemudian Inggris, dan jika mungkin ke seluruh dunia," katanya.
Hingga saat ini, sudah lebih dari 60 orang yang bergabung dengan Sisterhood FC. Menurut Yasmin, banyak di antara mereka yang memiliki bakat jika benar-benar diasah dan diberi kesempatan tanpa pembatasan yang kaku. "Bukan tidak mungkin, jika suatu saat nanti, ada di antara kami yang membela The Three Lionesses (Timas Sepak bola Wanita Inggris)!" harapnya.
*****