Episode Awal: (1) Soso
Episode Sebelumnya: (94) Gerbang Rusia di Laut Hitam
*****
Bagi Soso kunjungan ke Novorossiysk itu bukanlah perjalanan dinas. Iya lah, dia kan bukan pegawai Balai Kota Poti, apalagi pejabat. Diajak serta saja sudah bagus, bisa jalan-jalan gratis dan seru. 'Tugas'-nya pun bukan sesuatu yang formal, konsultan bukan, pemegang proyek juga bukan. Ia menganggapnya sebagai proses belajar, magang, istilah Tuan Nikoladze.
Tapi entah kenapa, apa yang disampaikan Soso kepada Tuan Nikoladze, selalu dianggap sebagai sesuatu yang serius. Ketika mereka melihat-lihat pelabuhan Novorossiysk misalnya, Soso melihat kapal-kapal yang tertambat begitu tenang, karena posisinya yang memang berada di teluk kecil.
"Laut di depan Poti terlalu terbuka Tuan, kapal yang bersandar langsung terhantam ombak. Kalau ombaknya besar, bisa saja membuat kapal oleng, atau mungkin bahkan terbalik. Mestinya ada yang bisa menghalangi agar ombak tak langsung melabrak tempat kapal bersandar..." kata Soso. "Kemarin waktu kita naik kapal, goyangannya sangat terasa waktu mesin kapal belum dinyalakan. Tapi setelah jalan kan tidak lagi."
"Itu juga yang sedang kupikirkan," tukas Tuan Nikoladze. "Mungkin sebagiknya memang dibangun penghalang ombak, sekaligus membuat dermaga yang lebih kokoh seperti di sini!"
"Ya itu maksud saya, Tuan..." sahut Soso. "Saya tak tahu, apakah di saat Sungai Rioni airnya tinggi juga mempengaruhi pelabuhan atau tidak. Posisi pelabuhannya kan terlalu dekat dengan muara...."
"Memang, itu juga masalah," kata Tuan Nikoladze. "Biarlah nanti itu dipikirkan bagaimana caranya, apakah pelabuhannya digeser atau muara sungainya yang agak dialihkan alirannya."
"Kamu cermat sekali, Koba!" Nyonya Guramishvili menimpali, "Seolah kamu sudah lama tinggal di Poti dan hafal semua seluk-beluk kotanya!"
Idung soso agak kembang kempis dipuji seperti itu. "Saya kan hanya mengamati beberapa hari saja, Nyonya. Pasti banyak pengamatan saya yang luput!"