Sabine menggeleng. "Kalaupun ada, apa iya aku harus menontonnya!" jawabnya sambil tertawa. "Buat apa sih perang-perang itu? Apa tempat mereka tinggal itu tidak cukup luas dan tak bisa mencukupi kebutuhannya?"
Soso nyengir, "Entahlah. Aku juga tak tahu..."
"Kau tahu, katanya Kekaisaran Jerman itu tak seluas Kekaisaran Rusia, tapi bagiku itu saja sudah sangat luas. Aku tak tahu ujungnya dimana. Hanya yang kutahu di sekitarnya ada Perancis, Italia, Spanyol, dan Kerajaan Britania yang ada di sebuah pulau besar. Aku hanya pernah melihat ujung-ujungnya waktu naik kapal ke sini. Bapakku yang menunjukkannya, katanya di sebelah kiri adalah batas Jerman dan Perancis, lalu di sebelah kanan kapal adalah tempat Kerajaan Britania berada. Setelah itu ada Spanyol, lalu Italia, Yunani, dan Otoman..."
"Luas mana Jerman dengan Georgia?" tanya Soso lagi.
Sabine menggeleng, "Aku malah tak pernah melakukan perjalanan jauh di sana. Yang kuingat, perjalanan dari Poti ke Tiflis saja sudah sangat jauh dan melelahkan.."
"Apakah dunia memang berpusat di barat itu? Kalau ke timur?"
Sabine menggeleng lagi. "Yang kudengar, wilayah timur hanya berisi orang-orang yang tak beradab..."
Ah, mengingat percakapan itu, Soso jadi semakin ingin mengetahui dunia yang berada di luar sana. Ke timur ia hanya tahu sampai Rustavi, masuk wilayah Armenia dan Azerbaijan pun belum, belum lagi ada Laut Kaspia, dan entah negeri apa yang ada di seberangnya. Ke barat, hanya mentok sampai Poti ini, lalu ke selatan sampai Batumi. Itu saja.
"Orang-orang Spanyol dan Italia katanya malah sudah menemukan benua baru di barat sana ya..." kata Soso.
Sabine mengangguk. "Amerika. Katanya sudah ramai juga di sana! Negerinya orang-orang yang menginginkan kebebasan!"
"Kebebasan dari apa?"